Dasar Teologis: Berdasarkan ayat Al-Qur'an seperti QS. Al-Hujurat: 11-12 (tentang larangan tuduhan) dan hadis Nabi tentang iman sebagai "pembicaraan dan perbuatan yang bertambah dan berkurang".
Perbedaan dengan Aliran Lain: Kontras dengan Mu'tazilah yang menganggap pelaku dosa besar sebagai fasiq (antara mukmin dan kafir), dan Khawarij yang langsung mengkafirkan.
Pembahasan: Doktrin Murji'ah menawarkan moderasi teologis yang relevan hingga kini, terutama dalam diskusi kalam tentang sifat iman. Namun, kritik dari ulama seperti Imam Ahmad bin Hanbal (w. 241 H/855 M) menyebutnya sebagai penyimpangan karena berpotensi mendorong kelalaian amal. Temuan ini menyoroti bahwa doktrin ini bukanlah ateisme, melainkan upaya untuk menekankan rahmat Allah, yang memengaruhi fiqh Hanafi dalam isu taubat dan hukuman.
Perkembangan Murji'ah dalam Khazanah Islam
Hasil penelitian mengungkap bahwa Murji'ah berkembang pesat pada era Umayyah (661-750 M) dan mencapai puncak pada masa Abbasiyah (750-1258 M), dengan cabang-cabang seperti Murji'ah Basrah yang terpengaruh filsafat Yunani melalui terjemahan. Pengaruhnya terlihat dalam:
Integrasi ke Mazhab Utama: Doktrin iman dan amal diadopsi oleh Ahlus Sunnah wal Jama'ah, meskipun dimodifikasi untuk menekankan keseimbangan (seperti dalam Aqidah Asy'ariyah).
Penurunan dan Kritik: Pada abad ke-3 H, Murji'ah ekstrem memudar akibat kritik dari ulama ortodoks, tetapi elemen moderatnya bertahan dalam fiqh dan sufisme.
Warisan Modern: Di era kontemporer, ide irja' muncul dalam gerakan moderat seperti Nahdlatul Ulama, yang menolak takfir terhadap Muslim lain.
Faktor Penyebaran: Dukungan politik dari khalifah Abbasiyah dan migrasi ulama dari Kufah ke Baghdad mempercepat difusi.
Dampak Negatif: Beberapa cabang seperti Jahmiyah (cabang Murji'ah) dikecam karena antropomorfisme yang lemah.
Pembahasan: Perkembangan Murji'ah menunjukkan adaptasi pemikiran Islam terhadap tantangan eksternal, seperti invasi filsafat asing, yang memperkaya khazanah kalam. Meskipun aliran ini tidak bertahan sebagai entitas independen, kontribusinya terhadap konsep toleransi teologis krusial untuk memahami evolusi Islam ortodoks. Temuan ini menunjukkan bahwa Murji'ah bisa menjadi penghubung antara pandangan ekstrem dan yang diterima secara umum, meskipun perlu ada perhatian terhadap kemungkinan sikap putus asa. Secara keseluruhan, penelitian ini menyimpulkan bahwa Murji'ah memperkuat khazanah Islam dengan menekankan persatuan umat di tengah keragaman.