Mohon tunggu...
Laila Muyasaroh
Laila Muyasaroh Mohon Tunggu... Lainnya - Long-life learner

Sedang Belajar Follow this account @pharmasharing & @blan_id

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dilema Bermedsos: Jadi Termotivasi atau Malah Insecure

1 Maret 2021   21:05 Diperbarui: 2 Maret 2021   05:55 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: hellosehat.com

Medsos atau media sosial sangat erat kaitannya dengan aktivitas sehari-hari. Saat ini, aktif bermedsos menjadi salah satu aktivitas yang sulit dipisahkan dari masyarakat. Medsos memberikan banyak manfaat untuk kita. Melalui medsos kita dapat mendapatkan informasi dengan cepat, berinteraksi sosial dengan keluarga serta teman. Namun selain memiliki banyak manfaat, medsos juga dapat mempengaruhi kondisi mental. Salah satunya yaitu membuat seseorang menjadi termotivasi atau justru malah insecure.

Medsos menjadi sarana untuk mengekspresikan diri dan mengungkapkan perasaan serta pikiran seseorang. Banyak cerita dan kejadian yang dapat dibagikan di media sosial. Seseorang bebas membagikan konten tentang kegiatan, keberhasilan, pencapaian, dan prestasi mereka. Namun konten tersebut dapat memberikan pengaruh terhadap kondisi mental pengguna lain. Pengguna lain bisa menjadi termotivasi atau malah insecure.

Konten yang memuat kebahagiaan, keberhasilan, dan pencapaian seringkali menjadi motivasi bagi pengguna lain untuk turut mengikuti jejak orang yang menggunggah konten tersebut. Hal ini tentu memberikan dampak positif bagi pengguna medsos. Konten seperti ini dapat memotivasi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Dalam hal ini medsos dapat dijadikan sebagai sumber motivasi bagi pengguna media sosial lain dan tentunya fungsi ini harus dipertahankan.

Selain dapat memotivasi, konten juga dapat memicu adanya perasaan insecure pada seseorang. Insecure merupakan istilah yang menggambarkan perasaan tidak aman yang membuat seseorang menjadi gelisah, takut, malu, hingga tidak percaya diri. Hal ini tentu mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Perasaan insecure akibat bermain sosial harus menjadi perhatian penting. Karena hal ini akan memberikan dampak terhadap psikologis mereka. Seseorang bisa saja menjadi minder, iri, overthingking dan cemas yang berlebihan akibat konten yang mereka lihat. Perasaan tersebut jika dibiarkan tentu tidak baik untuk kesehatan mental mereka. Oleh karena itu perlu adanya sikap dan tindakan untuk mengatasi hal ini.

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi toksik terhadap media sosial khususnya untuk mengatasi insecure diantaranya mengurangi frekuensi bermain sosial media. Selain itu, kita juga bisa berhenti mengikuti atau me-unfollow akun-akun yang kita anggap membuat diri kita insecure. Kita berhak meng-unfollow akun lain sekalipun akun tersebut milik teman atau orang terdekat kita. Berhenti mengikuti akun mereka bukan berarti kita memutuskan hubungan pertemanan atau memutus silaturrahim terhadap mereka. Kalau sudah unfollow, kita gausah lagi kepo-kepo sama postingan mereka. Tujuan unfollow kan supaya unggahan mereka tidak muncul di beranda kita, kalau kita tetap melihat akun mereka ya berarti sama aja ga nge-follow dan tentunya bisa bikin insecure. Cara lain yang bisa ampuh untuk mengatasi insecure bermedia sosial yaitu puasa atau puasa menggunakan medsos. Hal ini memang lumayan susah tapi cara ini bisa cukup ampuh mengatasi insecure atau menjaga kesehatan mental kita dari pengaruh media sosial.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun