Mohon tunggu...
Asaaro Lahagu
Asaaro Lahagu Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Isu

Warga biasa, tinggal di Jakarta. E-mail: lahagu@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok Digencet, Jokowi Dibidik dan Gelegar Demo 4 November 2016

30 Oktober 2016   07:10 Diperbarui: 4 April 2017   17:07 188541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahok (Liputan6.com)

Tujuan kedua adalah menjatuhkan citra Ahok yang sulit dikalahkan bila hanya adu program atau adu integritas. Maka hanya lewat pengangkatan isu-isu SARA-lah satu-satunya jalan untuk menjatuhkan citra Ahok agar tidak bisa terpilih lagi di Pilkada DKI 2017 mendatang. Dengan jatuhnya citra Ahok, maka pasangan Anis-Sandiaga dan Agus-Sylviana akan naik pamor dan pada hari pencoplosan, kedua pasangan ini dapat mengeliminasi Ahok pada putaran pertama. Nantinya pada putaran kedua, hanya pasangan Anies-Sandiaga dan Agus-Sylvianalah yang berlaga. Inilah mimpi mereka. Ahok harus tumbang sebelum berlaga di Pilkada 2017 mendatang. Titik.

Tujuan ketiga dari skenario pertama adalah memaksa Bareskrim Polri menangkap Ahok, lalu menetapkannya sebagai tersangka penista Agama. Syukur-syukur jika ke depannya Ahok dipenjara. Namun dengan status tersangka saja atau minimal ditangkap dan ditahan, maka para musuh Ahok akan berpesta pora. Jika Ahok ditangkap, maka dia dipastikan gagal menjadi calon gubernur pada Pilkada 2017 mendatang. Inilah puncak tujuan para musuh Ahok selama ini. Setelah mereka gagal pada kasus anggaran siluman APBD DKI, anggaran UPS, Sumber Waras, Reklamasi, maka pada kasus penyempretan Surat Al-Maidah itu, mereka sujud berdoa kusut agar Sang Khalik mengabulkan doa mereka. Doa kepada Sang Khalik agar Ahok tumbang bahkan dibawa sampai di Tanah Suci. Mantap.

Lalu apa skenario keduanya? FPI dan orang-orang di belakangnya paham betul bahwa tidak gampang menjatuhkan Ahok. Selain karena alasan penistaan agama itu semakin terlihat hanya dibesar-besarkan dengan tujuan politis, juga karena integritas Ahok yang luar biasa kuat. Mereka  juga paham bahwa di belakang Ahok ada penegak konstitusi dan NKRI seperti Presiden Jokowi, Kapolri, TNI , PDIP, Golkar, Nasdem, Hanura dan Teman Ahok dan barisan NU. Belum lagi para konglamerat yang disebut para naga besar ada di belakang Ahok plus masyarakat Jakarta yang sudah cerdas. Lalu bagaimana caranya menakhlukan Ahok?

Rencana Demo 4 November 2016 adalah langkah lanjutan untuk menumbangkan Ahok sekaligus langkah awal untuk membidik Jokowi. FPI dengan orang-orang di belakangnya berusaha menarik perhatian publik dan dunia. Tujuannya adalah menunjuk hidung Jokowi agar dicap 100%  membela Ahok. Dengan demikian publik akan terpancing amarahnya dan berbalik menyerang Jokowi. Lalu ke depannya, mereka akan kembali berdemo  dengan harapan para pendukung demo akan semakin besar dan akan lebih besar lagi untuk menekan Presiden Jokowi.

Lewat demo-demo yang dilakukan ke depan, diharapkan aparat akan bertindak gegabah dan represif.  Jika ada korban dari pihak pendemo, maka akan menjadi santapan mereka untuk di-blow-up di media dan dijadikan sebagai senjata baru untuk memancing kemarahan publik. Harapannya adalah Indonesia menjadi Suriah Suriah baru. Jika Indonesia hancur lebur, kaum fundamental ekstrim akan mengambil kesempatan membentuk negara baru, negara agama.

Jika publik berhasil dipancing kemarahannya, lalu anarkis, maka terjadilah chaos, keadaan menjadi genting. Hal itu tentu saja memicu Rupiah terpuruk dan berujung pada sidang istimewa MPR atau kudeta militer. Ingat, jauh-jauh hari Habib Rizieg sudah meminta kepada Fadli Zon dan Fahri Hamzah menyelenggarakan sidang istimewa MPR pada pertemuan mereka Jumat 28/10/2016. Sementara itu tetangga Indonesia, Singapura, menjadi sangat senanng dan akan angkat-angkat kaki menyaksikan rakyat Indonesia sibuk berkelahi dan lupa bekerja. Program Tax Amnesty dan pembangunan infrastruktur Jokowi mandek. Indonesia krisis, Singapura tetap jaya. 

Lalu apa tujuan pengumuman demo 4 November 2016 yang disebar-luaskan secara masif di media? Tujuannya jelas agar seluruh masyarakat yang selama ini pro-Prabowo ikut bergabung dengan FPI untuk menyerang Jokowi yang dicap membela Ahok. Seruan Amin Rais agar Jokowi menyelesaikan skandal Ahok adalah pemantik awal api demo. Pernyataan Fahri Hamzah agar Pilkada ditunda, lalu diusut skandal Ahok merupakan penyulut api lanjutan. Demo 4 November sengaja digaungkan menggelegar, agar istana ketakutan dan terpaksa melakukan win-win solution seperti membiarkan Ahok diproses hukum. Lalu apakah benar Jokowi membela Ahok?

Jokowi sama sekali tidak pernah membela Ahok. Jokowi sama sekali tidak mengintervensi hukum. Jokowi hanya membela kebenaran. Bersama aparat keamanan, Jokowi hanya ingin menegakkan konstitusi dan keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia. Jika Ahok benar, mengapa ia harus dibela. Kebenaranlah yang membela Ahok. Jika Ahok-Jokowi didemo dengan tujuan jahat dengan mengatasnamakan agama, maka Sang Khalik di atas sana akan membela kedua orang itu.

Lalu apa skenario Jokowi dalam menghadapi demo 4 November itu?

Pertama, pesan demo 4 November itu telah ditangkap. Publik yakin bahwa demo 4 November itu bukan hanya ditujukan kepada Ahok tetapi juga ditujukan kepada Jokowi. Karena itu kaum nasionalis pembela keutuhan NKRI dan konstitusi seperti banser NU  sudah merapatkan barisan untuk terjun ke lapangan menjaga keutuhan bangsa. 

Kedua, aparat tetap menempuh langkah persuasif sekaligus menindak tegas jika ada yang berani membuat kerusuhan. Pertemuan Kapolda Metrojaya dengan Habib Rizieg adalah salah satu upaya menekan tensi gelegar demo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun