Mohon tunggu...
Lady Serenity
Lady Serenity Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswi Jurnalistik yang suka menulis, tetapi tidak dengan tenggat waktu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menelusuri Dadap: Hidup dan Harapan yang Bertumpu pada Kerang Hijau

4 Juni 2025   18:24 Diperbarui: 8 Juni 2025   10:41 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perahu nelayan di pelabuhan (Sumber: Lady Serenity)

"Ah, bohong. Lihat tuh muka temennya udah gelap," ucapnya meledek teman kami. Tawa kami pun pecah karena sang nelayan yang menyadari perbedaan raut muka teman kami.

Tak terasa, kami sudah berada di laut selama empat jam, dan sekarang saatnya kembali. Bagi kami, kerang ijo yang terkumpul terlihat sangat banyak. Namun, ternyata para nelayan berpendapat beda. "Ini mah masih sedikit, biasanya perahu penuh dari ujung ke ujung, ini kan cuma setengahnya. Biasanya cuma dua jam juga udah balik kita, ini kan lama, kerangnya pada jelek." ujar salah satu nelayan itu.

Perahu nelayan di pelabuhan (Sumber: Lady Serenity)
Perahu nelayan di pelabuhan (Sumber: Lady Serenity)

Mendengar jawabannya, saya terkagum dengan penghasilan warga Kampung Dadap Baru setiap harinya. Berpuluh-puluh perahu berlayar, beratus-ratus keramba apung tertanam di laut, berkilo-kilo kerang terkumpul tiap hari, tetapi tidak habis-habisnya kerang ijo di lautan. Warga Kampung Dadap Baru sangat konsisten dalam menjaga dan membudidayakan kerang ijo menjadi identitas wilayah tersebut, baik sebagai penghasil, maupun pengolah utama kerang ijo di wilayah Kabupaten Tangerang.

Lelah? Memang. Amis? Tentu saja. Panas? Jangan ditanya. Namun, apakah itu semua sebanding dengan pengalaman yang saya dapatkan? Tentu saja, saya sangat bersyukur bisa memperkaya pengetahuan dari pengalaman ini, dan bertemu dengan warga Kampung Dadap Baru yang baik dan ramah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun