Mohon tunggu...
Kakthir Putu Sali
Kakthir Putu Sali Mohon Tunggu... Administrasi - Pecinta Literasi

Merindu Rembulan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Senandung Para Pembenci

25 Oktober 2018   12:33 Diperbarui: 25 Oktober 2018   12:41 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Mereka BENCI melihat Ujung Timur INDONESIA beranjak maju, mereka marah saat daerah tertinggal mulai melaju

Mereka Layangkan caci maki justru saat saudara saudaranya kini tidak lagi hidup dalam kegelapan dan keterbatasan

Mereka mengumpat dengan sumpah serapah saat jembatan,  bendungan dan infrastruktur berdiri kokoh di seantero negeri.

Lucunya MEREKA TERTAWA saat Bencana menyelimuti NEGERI, mereka terkekeh saat saudaranya terhimpit dalam reruntuhan, lalu mengacungkan JARI nya seraya mengutuk anak negerinya.

Bermodal AZAB pemilik kehidupan, para pembenci merasa PANTAS melabel AZAB dengan begitu Murahnya, jumawa seolah surga sudah digenggaman.

Kini mereka coba jual KESEDIHAN, atas tumpukan tumpukan KEBOHONGAN yang mereka bangun sendiri, mereka tawarkan RACUN DENDAM di dalam panji-panji suci, berharap para PEMUJA SURGA menikmati SENANDUNG nya.

Kebencian adalah tetap kebencian, walaupun dibungkus ratusan ayat suci, walaupun berbalut panji-panji kebesaran pemilik kehidupan

Walaupun dinyanyikan dengan sebuah kemerduan yang semu, Sayup namun MEMATIKAN....

Jangan tertidur nyenyak oleh buaiannya, Karena senandungnya mampu melenakan, kemudian membuatmu terlelap di dalam kegelapan. ***Dinar Puspitasari

Gambir, 25102018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun