Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentafakuri Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat 2 Menit by Mr.K : Mengapa Kita Butuh Pemimpin

10 September 2025   05:00 Diperbarui: 9 September 2025   19:49 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

# Episode : Ke-4

 

Sejak Allah menetapkan manusia sebagai khalifah di bumi, kisah kepemimpinan selalu hadir dalam denyut sejarah. Dari Nabi Adam hingga para rasul, dari raja bijak hingga guru sederhana, kita belajar satu hal: manusia tak pernah mampu berjalan tanpa penuntun. Pemimpin sejati bukan sekadar penguasa, melainkan amanah Ilahi; cahaya yang menjaga arah, teladan yang menuntun hati, agar peradaban tidak terperosok dalam gelap ketidakpastian.

 

Mr.K Bertutur Tentang Filsafat 2 Menit

Filsafat sering dianggap terlalu jauh dari kehidupan sehari-hari: abstrak, akademis, dan penuh istilah asing. Namun sesungguhnya filsafat adalah seni hidup. Cermin yang membantu kita memahami arah dan makna. Itulah mengapa saya menghadirkan Filsafat 2 Menit: upaya merangkum kebijaksanaan panjang sejarah menjadi refleksi singkat yang bisa dinikmati siapa saja, bahkan di sela perjalanan bus atau secangkir kopi sore.

Bukan untuk memiskinkan filsafat, melainkan untuk menghidupkannya kembali di ruang publik. Dengan gaya naratif, membumi, dan reflektif, filsafat bisa hadir di ruang-ruang percakapan kita.

 

Mengapa Kita Butuh Pemimpin ?

Dalam terminologi antropologi, manusia disebut Homo sapiens: makhluk berakal yang kodratnya selalu hidup berkelompok. Setiap kelompok, betapapun kecilnya, selalu melahirkan kebutuhan akan pemimpin. Seseorang yang menuntun arah, menjaga keteraturan, dan memberi makna kebersamaan.

Dalam kehidupan berkelompok, selalu ada perbedaan kepentingan dan pandangan. Tanpa pemimpin, perbedaan itu mudah berubah menjadi perselisihan. Pemimpin dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan, meredam konflik, dan memastikan arah yang disepakati bersama tetap terjaga.

Lebih dari sekadar pengatur, pemimpin adalah simbol persatuan. Ia hadir untuk mengikat individu-individu menjadi komunitas, menjadikan kerumunan sebagai sebuah kekuatan kolektif. Tanpa pemimpin, kelompok hanyalah kumpulan suara yang berserakan.

Pemimpin juga menjadi sumber orientasi. Dalam situasi kabur dan penuh ketidakpastian, kehadiran seorang pemimpin memberi rasa aman dan kepastian arah. Ia laksana nakhoda yang mengarahkan kapal besar agar tidak karam di tengah badai.

Di balik setiap peradaban, selalu ada sosok yang berdiri di depan: kepala suku, raja, presiden, atau bahkan guru bijak. Tetapi pertanyaannya sederhana sekaligus dalam: mengapa kita butuh pemimpin?

 

Persfektif Filsuf Barat

Thomas Hobbes, filsuf Inggris abad ke-17, memberi jawaban keras: tanpa pemimpin, hidup manusia akan “brutal, singkat, dan penuh ketakutan.” Tanpa otoritas yang mengatur, ego manusia akan bertabrakan. Hobbes menyebutnya state of nature: keadaan alamiah tanpa hukum yang hanya melahirkan konflik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun