"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia menjadikan untukmu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur." (QS. An-Nahl: 78)
Penglihatan disebutkan setelah pendengaran, menunjukkan urutan perkembangan sesuai fakta ilmiah dan spiritual. "Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. Al-Hajj: 75)
Penglihatan bukan hanya alat indrawi, tapi juga cermin kesadaran batiniah. Dalam penglihatan manusia ada unsur kemampuan membedakan, membaca tanda-tanda kebesaran Tuhan, dan menyaksikan kebenaran. Sebab itu, banyak ayat Al-Qur'an menyuruh untuk "melihat" alam sebagai bentuk tafakur.
"Setelah bayi mendengar, ia mulai melihat. Bukan hanya bentuk dunia yang perlahan muncul dari kabut samar matanya, tapi juga bayang-bayang kasih sayang dan kehadiran. Al-Baar bukan hanya sekadar melihat --- ia adalah kesaksian jiwa. Kita melihat bukan sekadar dengan retina, tapi dengan rasa dan rasa syukur. Karena di balik penglihatan itu, ada pesan: bahwa Tuhan Maha Menyaksikan."
4. Kalam -- Allah Maha Berfirman
Al-Kalm - Berbicara: Suara Kehadiran dan Kesadaran "Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung." (QS. An-Nisa: 164)
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mampu berbahasa verbal dan simbolik secara kompleks. Kita bisa menyampaikan pikiran, emosi, dan gagasan lewat kata. Tapi Kalam Allah bukan sekadar ucapan. Kalam-Nya adalah wahyu, ilham, perintah, larangan, dan segala bentuk komunikasi Ilahi, langsung atau melalui perantara. Al-Qur'an adalah bentuk nyata Kalam Allah yang diabadikan, yang hingga kini memberi petunjuk dan cahaya.
Allah adalah al-Mutakallim, yang Maha Berbicara. Sifat kalm ini berarti bahwa Allah mampu menyampaikan kehendak-Nya secara jelas, tanpa suara atau huruf, tetapi dengan cara yang hanya dipahami oleh makhluk pilihan-Nya, seperti kepada Nabi Musa:
Dalam konteks manusia, kalm adalah karunia istimewa, karena hanya manusia yang dianugerahi kemampuan berbahasa, menyusun makna, menyampaikan isi hati dan pikiran. Kalm bukan hanya suara---ia adalah identitas kesadaran.
Dalam QS. Ar-Rahman ayat 3--4: "Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara."Â Dan dalam QS. Al-Baqarah: 31:"Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya."
Sifat kalm ini adalah bagian dari pengajaran ilahi. Berbicara bukan hanya kemampuan teknis, tapi juga alat untuk menyampaikan makna, kebenaran, dan kebijaksanaan.