“Indonesia,Yogyakarta khususnya harus merubah Mindset untuk mengemas Pariwisata nya, sehingga menarik di mata turis dunia. Merubah pola pikir dalam memahami apa yang menjadi harapan wisatawan dunia namun tetap berpijak pada DNA Pariwisata Indonesia, (Yogyakarta Khususnya) yang bersifat unik dan beragam dan terus menggali keunikan budayanya untuk diceritakan pada turis dunia bahwa Indonesia (Yogyakarta khususnya) sangat layak menjadi tujuan destinasi Wisata Dunia.
Inilah rangkuman hasil Sarasehan - Geliat Masa Depan Kebudayaan Dan Kepariwisataan di Indonesia Pasca Pandemi - yang dimoderatori Dr.dr. Ulla Nuchrawaty M.M. Menghadirkan Keynote Speaker Gusti Kanjeng Ratu Hemas serta Narasumber : Dr. Drs. H. Agus Rochiyardi, M.M. Direktur Pemasaran Pariwisata Badan Otarita Borobudur; Prof. Ir. Wiendu Nuryati, M.Arch. Ph.D Tokoh Nasional dan Budayawan- Tokoh Nasional M.H. Ainun Nadjib ”
Sore itu, 6 Agustus 2022, Ruang Ballroom Hotel Tasneem Yogyakarta mulai dipadati undangan. Panitia berseragam hitam, dengan selendang berornamen motif dominan warna kuning terlihat ramah menyambut para undangan. Menyambut mereka di meja tamu, meregistrasi dan memberikan bingkisan kenang-kenangan sebagai ungkapan terima kasih atas kehadirannya. Lalu seseorang mengantarnya masuk ke dalam ruangan.
Di dalam ballroom terlihat kursi dan meja undangan disusun rapih dalam bentuk roundtable. Ada sekitar 35 meja bulat dan 250 kursi disiapkan. Di bagian belakang ruangan ditempatkan beberapa gubugan makanan dan minuman untuk suguhan para peserta serasehan.
Di depan Ballroom terdapat sebuah panggung permanen besar. Dindingnya berhias Banner Backdrop dengan dasar Merah Putih. Membentuk ornament ombak dari bendera kebangsaan Indonesia yang sedang berkibar. Dihiasi dengan gambar Hanoman putih besar yang sedang beraksi dalam posisi duduk pada kedua kakinya. Sementara di sisi sudut kiri, terlihat gambar Rama dan Sinta yang tampil dengan anggun.
Beberapa identitas institusi perusahaan yang mendukung suksesnya acara Sarasehan terlihat melengkapi Backdoop yang tampil Full mendominasi dinding. Terlihat jelas tema Sarasehan kali ini, yaitu; “Geliat Masa Depan Kebudayaan Dan Kepariwisataan di Indonesia Pasca Pandemi”
Tiga buah ornamen gunungan wayang berwarna emas yang belakangnya dihiasi pohon bambu menjadi hiasan. Menyemarakan tampilan panggung. Di bagian depan panggung, hiasan indoor landscape terlihat menghiasi wajah panggung dan dua sisi kiri-kanan anak tangga yang ada. Sebuah gerabah guci besar berdekorasi bunga putih terlihat di sudut kiri ruang. Sebuah potongan pohon bambu besar menjadi isinya.
Pada bagian tengah panggung digelar karpet merah dengan lima kursi bergaya Betawi dan sebuah meja Panjang. Menjadi tempat Narasumber, Keynote Speaker dan Moderator duduk mengisi acara Sarasehan. Sementara sisi kirinya terdapat sebuah podium dengan single micropon.
Saat M.H. Ainun Nadjib, Budayawan dan Tokoh Nasional datang, Beliau tidak langsung menuju Ballroom. Beliau singgah di Etnik Kafe menanti Narasumber lain hadir. Sementara Gusti Kanjeng Ratu Hemas, saat tiba di lokasi langsung bertemu Dr.dr. Ulla Nuchrawaty, M.M. Komisaris Utama Mandira Baruga. Lalu meninjau pameran UMKM di Ayodya Garden dan melihat Lomba Tari Konversi Ramayana, di Purawisata Amphitheater.
Narasumber lain, Dr. Drs. H. Agus Rochiyardi, M.M. Direktur Pemasaran Pariwisata Badan Otarita Borobudur dan Prof. Ir. Wiendu Nuryati, Ph.D, Tokoh Nasional saat tiba di lokasi, langsung menuju Ballroom Hotel Tasneem, tempat akan dilaksanakannya Sarasehan.