Seorang berwajah Arab khas Jordanian berdiri tegap dengan jas hitam rapih persis di depan arah masuk jalur Imigrasi. Saya langsung mengenalinya. Muhammad Aziz, Assistent travel mitra kami di Jordania yang selalu menjemput dan mengantar kami saat datang atau pulang via Queen Allia Airport, Amman.
“Welcome my Brother, Mr. Kusworo…ahlan wa sahlan ya Brother” sapanya hangat sambil memeluk saya. Sambutan hangat dari saudara seiman di Amman. Kami pun bertegur sapa, saling bertanya kabar dan Kesehatan keluarga. Lalu saya memperkenalkan semua anggota group. Para Peziarah muslim Indonesia yang siap mengekplorasi indahnya permata Jordania.
Ia lalu meminta saya mengumpulkan paspor dan berbaris sesuai nama yang terlampir pada selembar kertas Visa Group. Lalu satu persatu keluar dari conter Imigrasi, tanpa pemeriksaan. Semudah dan senyaman itu. Tanpa antri, tanpa intograsi, tanpa harus menunggu pemeriksaan Imigrasi. Karena semua sudah dikoordinasi rapih oleh Muhammad Aziz.
Ia juga mengatakan, “Your another Brother, Jamal has been waiting you in waiting room” sebelum saya meninggalkan ruang Imigrasi, yang petugasnya hanya tersenyum saja kepada kami. “Welcome to Jordan, Indonesian” sapanya sambil tetap tersenyum.
Setelah mengambil bagasi kami segera keluar menuju ruang tunggu. Dimana Jamal, lokal guide yang akan menemani kami selama di Jordan telah menanti. Melihat kehadiran saya, Jamal pun langsung menyambut dengan pelukan hangat bak saudara yang lama tak berjumpa. Jamal adalah salah satu lokal guide yang selalu menemani group kami bila berziarah ke Jordan. Ia guide berlecensi yang professional dan menguasai beberapa bahasa dunia. Dia juga mantan Chef hotel internasional di Amerika. Dengan hobby adventure dan berburu.
Kami sudah seperti saudara. Dan kami sudah mengunjungi rumahnya, bertemu Istri dan anak-anaknya yang cantik di Irbid, salah satu kota terbesar setelah Amman. Dimana Jamal memasak makanan yang lezat dan nikmat untuk kami santab.
Tak menunggu lama kami langsung menuju Bus yang sudah siap menanti. Jamal lalu memperkenalkan Mr.Abdul, the bus pilot yang akan menemani kami juga selama di Jordan. Muhammad Aziz kemudian datang menyerahkan Paspor kami semua. Bus pun mulai bergerak… dan eksplorasi indahnya permata Jordania pun dimulai.
Jordania adalah negara berbentuk kerajaan dengan nama resmi, Al-Mamlaka al-Urduniyya al Hashemiyya atau singkatnya disebut Kerajaan Hasyimiyah Yordan. Disebut dengan nama Hasyimiah karena Raja Abdullah I sebagai pendiri kerajaan Jordania adalah keturunan Bani Hasyim. Keluarga besar Nabi Muhammad S.a.w.
Berada di Tepi Barat Sungai Jordan. Di Timur dan Tenggara berbatasan dengan Saudi Arabia; di Timur Laut dengan Irak; di Utara dengan Suriah dan di Barat dengan Palestina yang diduduki Israel. Memiliki Pelabuhan satu-satunya di Aqaba yang berada di ujung Baratdaya, namun itupun masih berbagi dengan Israel yang menguasai Palestina, Mesir dan Arab Saudi. Demikian halnya Laut Mati (Dead Sea), Jordaniapun harus berbagi kekuasaan dengan Israel yang kini menguasai Palestina.
Negara yang separuh wilayahnya merupakan gurun; walaupun bagian barat berupa hutan dan lahan layak tanam; ini didirikan pada 1921. Liga bangsa-bangsa mengakuinya pada 1922 sebagai sebuah negara di bawah Mandat Britania, yang dikenal sebagai Emirat Transyordania. Bergabung dengan Perserikatan Bangsa-bangsa pada 1946 sebagai negara merdeka yang kini secara resmi dikenal sebagai “Kerajaan Hasyimiah Yordania”