Ngarai Todgha adalah ngarai sungai kapur (wadi) di Bagian Timur Pegunungan Atlas Tinggi di Marocco, dekat kota Tinerhir, yang terbentuk akibat erosi Sungai Todgha dan Dades dan  memiliki sisi tebing yang sangat dalam. Ketinggiannya bervariasi.  Dibeberapa tempat bahkan bisa mencapai 400 meter.
Bagian spektakulernya ada di 600 meter terakhir. Di bagian ini, Ngarai menyempit menjadi jalur datar berbatu, di tempat-tempat yang lebarnya hanya 10 meter, dengan dinding batu terjal dan mulus setinggi 160 meter di setiap sisinya.
Menikmati  wisata di Todgha Gorge atau Ngarai Todgha biasanya dilakukan selama musim kemarau. Pada masa ini dasar sungai menjadi kering, namun kebanyakan masih dialiri air sungai yang berarus kecil. Bila musim hujan, aliran sungai akan mengembang dan menutupi dasar ngarai dengan arus yang sangat deras.
Kami menikmati Ngarai Todgha saat musim kemarau tidak terlalu panas menyengat. Namun saat masuk di dalamnya, yang ada hanyalah kesejukkan alam pegunungan. Â Ketinggian sisi tebing menutup hampir semua sinar yang masuk di dalamnya. Â Tidak gelap, suasana seakan sore walau masih siang. Â Seakan berlindung di sebuah tempat teduh dengan AC 2,5 PK yang menjadi pendingin ruangan di dalamnya. Anda bisa rasakan bagaimana rasanya. Dingin...dingin maknyess gitu loh.
Sementara tebing-tebing di sisi kiri dan kanan memamerkan ketinggian dan guratan-guratan "tubuhnya" yang sekan dipenuhi lukisan alam bertahun-tahun lamanya; dibawahnya aliran sungai jernih membuat  irama indah.  Lembut bagaikan instrument "Kitaro" yang sedang memainkan lagu "Caravan" dalam sebuah orchestra musik.Â
Sekelompok ikan kecil berlari mengumpat di sela-sela batu; bersembunyi diantara dua batu yang menjepit sebatang kayu rapuh, saat tangan ini mencoba menyentuh air sungai. Â Kulit tangan ini merasakan sesuatu yang dingin dan nyaman. Dengan satu raupan tangan, kucoba mengambilnya. Rasanya dingan, sedikit manis dan menyegarkan. Masya Allah nikmatnya air asli pegunungan.
Satu dua peserta mencoba menikmati lebih jauh lagi dengan berendam kaki. Sambil duduk di sebuah batu besar tak jauh dari sisi sungai. Matanya sesekali terpejam, Â menikmati karunia alam yang membelai jemari kakinya. Â Pasti mereka sedang menikmati sejuk, dingin dan menyegarkan aliran sungai.
Dahulu daerah ini sangat terpencil. Bak sebuah daerah penuh misteri. Â Tak ada wisatawan yang sudi mampir ke sini. Tak ada promosi. Namun kini jalan aspal terawat baik sudah dibuat mengarah ke lembah dari Tinerhir ke Ngarai Todgha. Dilanjutkan dengan jalan beton ke lembah, melewati hotel-hotel di mulut ngarai sampai ke desa Ait Hani dan Tamtatouchte.
Tinerhir adalah kota kecil yang berkembang sebagai dampak berkembangnya pariwisata di daerah ini, yang mengakomodasi wisatawan domestic dan mancanegara yang ingin mengeksplorasi dan pengalaman unik dengan mengendarai onta. Berpendudukhanya 36.000 jiwa yang kebanyakan dari suku Amazigh yang mereka diartikan sebagai "orang bebas dan mulia"Â