Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentadaburi Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

"Palaise de la Bahia" Arsitektur Islam Bergaya Moor, Monumen Bersejarah Terkenal di Marrakech

3 Oktober 2021   10:15 Diperbarui: 3 Oktober 2021   10:23 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan sinar matahari pagi yang masih sehangat kopi susu yang baru kami minum tadi pagi, seakan memberi energy ekstra kepada kami untuk mengeksplorasi istana yang memiliki dekorasi indah ini.

Hari masih terbilang pagi untuk kunjungan turis di istana yang terkenal sebagai objek wisata yang wajib dikunjungi di Marrakech. Bersama rombongan kami hanya ada tiga group kecil. Lima orang turis asal Prancis; empat orang dari Jepang yang sepertinya sebuah keluarga dan sepasang kekasih asal Italia.

Mengeksplorasinya dimulai dari sebuah kisah. Kisah panjang mereka yang memulai perjuangan untuk hidup layak sebagai orang berada, dari orang yang dianggap tidak ada.

Grand Courtyard Palais de la Bahia (Dok.Pribadi)
Grand Courtyard Palais de la Bahia (Dok.Pribadi)

Adalah “Si Musa” pemeran utama pertama dari garis keturunan seorang budak kulit hitam yang mengambil peran penting  dalam pembangunan istana ini. Kejujuran, kepintaran, ketekunan dan loyalitasnya kepada Sultan mengangkatnya menjadi seorang “Wazir” Agung Sultan Alaouite Muhammad ibn Abd al-Rahman pada tahun 1859.

Sekedar informasi tambahan, “Wazir” dalah suatu jabatan dalam system monarki kerajaan Islam, yang setara kedudukannya sebagai seorang Penasehat atau Menteri dalam bidang politik atau keagamaan. 


Istilah ini berasal dari bahasa Persia yang secara harfiah berarti “pembantu” atau bahasa gaulnya kita bisa sebut “orang kepercayaan atau ‘tangan kanan’ seseorang”

Kariernya dimulai dengan melayani “Makhzen” (Pemerintah kerajaan) sebagai “Hajib”, sebuah jabatan mirip dengan bendaharawan. Berkat kejujuran, kepintaran, ketekunan dan loyalitasnya ia berhasil mendapat kepercayaan sebagai Wazir Agung Sultan Alaouite Muhammad ibn Abd al-Rahman yang berkuasa dari 1859-1873.

Dia kemudian membeli sebidang tanah dan mulai membangun “istana”nya pada 1859. Ia mulai membangun kamar-kamar di sisi utara bersebelahan dengan taman besar. 

Disebut dengan “Grand Riad” yang sekarang dikenal sebagai Dar Si Moussa.  Pembangunan kamar-kamar berikutnya berada di sisi timur dan barat Taman grand riad yang hingga kini tercatat prasasti pembangunannya dilakuan pada 1866-67.

Setelah “Si Musa” meninggal, putranya yang bernama “Si Ba Ahmed ibn Musa”, juga dipercaya sebagai Wazir Agung Sultan Moulay Abdel Aziz pada 1894-1900. Si Ba Ahmed ibn Musa yang lebih dikenal sebagai Ba Ahmed juga memulai kariernya sebagai Hajib untuk Sultan Moulay Hassan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun