"Kenapa kamu membencinya?"
Mardawiah mulai menangis, air matanya benar-benar menetes di pipi. Lalu mulai mengakui kalau dia iri dengan Najamiah. Kue-kue bikinan Najamiah enak dipuji banyak orang. Dia ingin seperti itu, kue-kuenya disukai bukan dikritik karena rasanya tak enak lagi kolot.
"Harusnya saya yang menjadi juru kue sampai pernikahan Maimunah selesai. Tetapi mengapa pula Najamiah harus datang ke sana? Saya benar-benar sakit hati."Â
Mardawiah yang kerasukan roh jahat masih terus melolongkan tangis, semakin keras, kemudian menggemeretakkan gigi.***
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!