Menjadi mati itu harus, menjadi hantu adalah pilihan. Ketika roh saya melakukan perjalanan ke atas langit, sesampainya di sana saya di hadapkan pemandangan yang tidak pernah saya saksikan ketika masih menjadi penghuni bumi.
Pada tingkatan langit yang luasnya tak terjangkau, disesaki oleh rohroh menggantung. Mereka berjumlah sangat banyak. Jangan kira mereka tergantung seperti jemuran. Mereka tergantung begitu saja tanpa tali. Ada yang hanya diam, sesenggukan menangis, ada pula yang tertawa.
Saya pendatang baru dalam keadaan bingung melihat semua itu. Beruntung salah satu dari roh di dekat saya, menegur saya. Pada mulanya dia berdeham mengalihkan perhatian, mendengarnya saya langsung menajamkan pandangan padanya. "Apakah urusanmu di dunia telah usai, sehingga kau meninggalkan jasadmu dan datang ke tempat ini?" ketusnya.
"Ketika saya sudah mati, tandanya saya telah selesai. Dan tidak ada urusan lagi di dunia."
"Memang betul, tetapi betapa banyak manusia yang mati sementara urusannya belumlah usai mereka kerjakan. Lihatlah rohroh yang menangis! Betapa mereka menyesali kematiannya, pekerjaannya di dunia masih belum beres. Ada misi yang belum mereka capai. Karena telah menggantungkan dirinya tentu tidak bisa lagi kembali ke dunia."
Saya menatap rohroh yang menangis, mengeluarkan air mata tiada habis. Saya teringat satu hal, ketika saya masih kecil Kakek menceritakan pada saya tentang hujan. Salah satu yang dijelaskan Kakek; hujan adalah air mata orang yang telah mati. Karena saya masih kecil tentu menseriusi apa yang dituturkan Kakek, tetapi ketika saya masuk sekolah, bertemu dengan pelajaran ilmu pengetahuan alam, saya mulai berani membantah teori Kakek tentang hujan.
Dan di sini, setelah melihat rohroh menangis, saya berkesimpulan teori Kakek tidaklah sepenuhnya salah. Air mata rohroh yang jatuh, mungkin membasahi bumi, dan barangkali orangorang di bumi menyebutnya hujan.
Saya dibuyarkan oleh suara roh itu kembali terdengar, "Coba ingatingat! Siapa tahu saja masih ada sesuatu hal yang belum kau selesaikan. Percayalah! Ketika kau menggantung seperti kami, lantas baru teringat sesuatu, kau hanya akan diliputi penyesalan. Kau akan menangis. Sekalipun air matamu habis, tidak akan bisa lagi kau kembali ke dunia. Kau akan menggantung seperti ini sampai datang suatu masa rohroh diadili."
Saya pun mencoba mengingat kehidupan saya ketika masih di dunia. Ah, rupanya sangat banyak urusan. Tetapi saya tidak ada hasrat untuk menyelesaikannya. Saya belum menikah. Impian saya ingin mendirikan warung kopi yang digandrungi mudamudi juga hanya sebatas wacana, masih banyak lainnya. Tibatiba saya teringat satu hal; kematian saya.
Saya menunda untuk menggantung seperti rohroh lain. Saya tidak ingin menyesal menunggu datangnya suatu waktu lantaran tidak selesai menyelesaikan persoalan di dunia. Maka saya meninggalkan roh itu setelah saya memberi penjelasan padanya.
Saya menjadi hantu. Hantu adalah roh yang bergentayangan di bumi karena masih ada urusan yang belum usai. Di bumi saya akan mencari perempuan bernama Joana. Tak ada yang pantas saya curigai perihal kematian saya selain dia.