Mohon tunggu...
Mawan Sastra
Mawan Sastra Mohon Tunggu... Koki Nasi Goreng

penggemar fanatik Liverpool sekaligus penggemar berat Raisa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | "Ternyata dia Toh yang Mencuri Celana Dalam"

18 Januari 2018   12:06 Diperbarui: 18 Januari 2018   19:11 3616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: gunungkidul.sorot.co

"Nggak bisa begitu dong. Namanya pencuri ya harus dihukum. Kita hidup di negara yang menjunjung tinggi hukum. Siapa pun yang bersalah akan dihukum. Contohnya pada kasus Pak Komar. Sekarang ia sudah berbulan-bulan dalam bui. Lantaran terbukti mencuri sandal jepit. Itu hanya kasus pencurian sandal jepit lho, pelakunya bisa dipidanakan seperti itu. Apalagi pencurian celana dalam, yang lebih mahal dari harga sandal jepit itu," jelas Titik

"Itu baru sandal jepit. Ada juga dipenjara lantaran mencuri beberapa potong kayu," lanjut Tita.

"Negara kita mah payah hukumnya. Berat sebelah. Atau istilahnya tumpul ke atas tajam ke bawah. Giliran orang kecil yang bersalah proses hukumnya cepat diputusin. Sekalian untuk orang kaya atau pejabat. Prosesnya berbelit-belit. Memakan waktu yang berbulan-bulan. Palingan jika kasus itu kau laporkan, mereka akan menganggapnya lelucon," balas Tuti.

"Bukan hanya hukum yang payah. Tapi banyak dari kita kehilangan kesadaran. Si Yoza dituding mencuri ampli masjid. Ia dikroyok habis-habisan oleh massa. Tidak puas sampai di situ. Tubuh Yoza ditumpahi bensin lalu dibakar dalam keadaan hidup. Semudah itukah nyawa terenggut hanya karena persoalan remeh temeh. Sesuatu yang bisa diselesaikan dengan kepala dingin, malah berakhir tragis. Padahal oknum-oknumnya beragama lho."

"Kasusnya hampir sama dalam cerpen karangan Agus Noor yang berjudul 'Ada yang Menangis Sepanjang Hari', di dalamnya dituliskan si Sidat dipergoki warga mencuri jagung. Sidat di gebukin warga beramai-ramai. Tidak puas melihat Sidat babak belur. Salah seorang dari mereka menyiramkan bensin ke tubuh Sidat lalu dibakar. Mengerikan bukan?" Tara tak mau kalah.

"Kalau dalam cerpen mah banyak ditemukan kasus mengerikan seperti itu. Saya pernah membaca cerpen Mawan Belgia, penulis yang belum tenar. Masih sangat ketinggalan dibandingkan Agus Noor. Tapi Mawan Belgia mengakui cerpen-cerpennya banyak berkiblat pada cerpen Agus Noor. Karena selain Seno Gumira Ajidarma dan Budi Darma, cerpenis lain yang ia idolakan adalah Putu Wijaya dan Agus Noor.

Jadi dalam cerpen Mawan Belgia yang berjudul 'Laki-laki yang Tidak Memiliki Kelamin'. Di sana dibahas dua paragraf tentang Berlin dan Burahimah. Yang mana suatu hari Berlin mendapati ayam jagonya mati. Lantas sekonyong-konyong ia menuding Burahimah sebagai pelakunya. Burahimah tidak menerima dan tersulut emosinya dituduh yang tidak-tidak. Berlin juga dibuat meradang. Karena sudah kesetanan, ia pun membacok Burahimah. Burahimah pun mati dengan sekujur luka ditubuhnya. Bahkan ia disembelih. Kasus ini juga mengerikan bukan?" balas Tuti.

"Namanya cerpen tetap saja karangan fiksi, bisa saja kasus itu dibuat-buat penulisnya," ujar Tita.

"Fiktif memang, tapi penulisnya bisa saja mengacu pada kasus nyata yang pernah ia jumpai. Katakanlah Cerpen Mawan Belgia tadi, saya pernah baca berita tentang pembunuhan sadis itu. Malahan beritanya duluan saya baca ketimbang membaca cerpennya. Kuat dugaanku Mawan Belgia memang mendapat ilham dari kasus itu untuk ia hadirkan dalam cerpennya," timpal Tuti.

"Kok kalian jadi bahas cerpen sih? Yang mau kita tahu siapa pencuri celana dalam kita. Bukan mau menceritakan cerita yang sudah ditulis cerpenis itu." Raut wajah Titik jengkel.

"Lalu siapa pelakunya?" Tanya Tara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun