Mohon tunggu...
Gerardus Kuma
Gerardus Kuma Mohon Tunggu... Guru - Non Scholae Sed Vitae Discimus

Gerardus Kuma. Pernah belajar di STKIP St. Paulus Ruteng-Flores. Suka membaca dan menulis. Tertarik dengan pendidikan dan politik. Dan menulis tentang kedua bidang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Quo Vadis Peran Siswa dalam Menjaga Kerukunan Hidup Bangsa

22 Januari 2021   05:44 Diperbarui: 22 Januari 2021   05:47 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hilarius Ola Muda saat menerima kejuaraan. Dok.pribadi

Moment peringatan hari kelahiran Kementerian Agama ini tidak dirayakan sebagai seremonial belaka tetapi dimaknai untuk merefleksikan kerukunan antar umat beragama dalam hidup berbangsa dan bernegara. Karena kita tahu salah satu misi agama adalah membawa kerukunan dan perdamaian bagi manusia. Agama adalah entitas yang mengajarkan kebaikan. Tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan. Setiap agama selalu membawa pesan damai. Berkaitan dengan hal ini, saya akan menyampaikan pidato yang berjudul "Quo Vadis Peran Siswa Dalam Menjaga Kerukunan Hidup Bangsa."

Dewan juri dan penonton yang saya hormati,

Kata kerukunan tentu tidak asing bagi kita semua. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, kerukunan didefinisikan sebagai perihal hidup rukun; perasaan rukun dan bersatu hati. 

Karena itu rukun adalah situasi di mana terjadinya hubungan antar sesama manusia yang dilandasi sikap toleransi, saling menghargai, menghormati, dan memahami dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Jadi rukun adalah situasi di mana masyarakat hidup dalam kondisi aman, damai, dan saling membantu.

Bisa dibayangkan bila dalam keseharian hidup kita tidak rukun dengan orang lain. Apa jadinya bila dalam suatu wilayah sering terjadi keributan? Sudah tentu hidup masyarakat tidak aman. Kita hidup dalam suasana kekacauan. Potensi perpecahan seperti ini dapat terjadi di negara tercinta kita Indonesia. Mengapa?

Indonesia adalah negara dengan banyak perbedaan dan keberagaman. Baik agama, bahasa, budaya, suku, adat istiadat, dll. Keberagaman dalam berbagai aspek kehidupan bagi bangsa Indonesia tidak dapat dihindari. 

Namun harus diakui bahwa perbedaan dan keberagaman bagai pisau bermata dua. Di satu sisi bisa menjadi peluang, dan di sisi lain bisa juga menjadi ancaman bagi kehidupan berbangsa.

Di sinilah pentingnya kita menjaga dan merawat kerukunan. Dengan menjaga dan merawat kerukunan, maka potensi konflik yang kita hadapi akibat perbedaan dan keberagaman dapat dihindari. Dan bila kerukunan yang terus dijaga maka kehidupan menjadi aman, damai, tidak akan terjadi kericuhan dan tidak akan terjadi perpecahan antar sesama anak bangsa. Kerukunan yang terus dirawat juga akan meningkatkan rasa solidaritas. Masyarakat yang hidup rukun dijamin memiliki rasa kesetiakawanan dan rasa solidaritas yang tinggi.

Berbicara tentang kerukunan adalah tugas semua anak bangsa untuk menjaga dan merawatnya. Tidak terkecuali siswa atau pelajar. Bagaimana peran siswa dalam menjaga, merawat dan menciptakan kerukunan hidup?

Dewan juri dan penonton yang saya hormati,

Sebagai generasi penerus bangsa, siswa memiliki tanggung jawab yang besar dalam menjaga dan merawat kerukunan hidup dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Masa depan bangsa ini ada di tangan pelajar saat ini. Karena itu membangun sikap hidup rukun dalam diri siswa sangat penting sebagai bekal dalam kehidupan bermasyarakat nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun