Mohon tunggu...
Kucril
Kucril Mohon Tunggu... -

Proyek penulisan fiksi mini kolaboratif. Silakan masuk melalui tautan di bawah untuk membaca kisah lain yang telah kami unggah. Salam. . . https://kumpulanceritakecil.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Pintar

19 Januari 2018   18:25 Diperbarui: 19 Januari 2018   18:44 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Baswi girang tak kepalang saat mendapat kabar Anim telah menyelesaikan kuliah di kota. Putra tunggalnya itu kini resmi menjadi satu-satunya sarjana di desa Jakana.

"Semua orang harus tahu," kata Baswi kepada istrinya.

Maka, ia pun menggelar pesta rakyat untuk warga desa: tiga hari tiga malam. Baswi menyembelih tiga ekor sapi dan sepuluh babi. Semua warga desa boleh menikmatinya.

"Agar mereka turut berbahagia untuk kebanggaanku," tambah Baswi.

 

***

 

Pendidikan memang berjarak dengan warga Jakana. Sejauh jarak mereka dengan penjajah Belanda.

Untuk mencapai Jakana yang berada di lereng gunung, orang-orang harus menumpang bus selama enam jam menuju Pada, desa terakhir yang bisa diakses dengan kendaraan umum.

Dari Pada, perjalanan dilanjutkan dengan menyewa mobil atau sepeda motor menuju Desa Pari, perkampungan di sisi sungai Maham yang memakan waktu tiga hingga empat jam. Jika berjalan kaki, Pada ke Pari dapat ditempuh lebih dari sehari.

Perjalan lebih berat dimulai dari Pari karena harus melawan arus sungai Maham dengan sampan selama tiga jam. Mendayung ke hulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun