Mohon tunggu...
Kurnia Trisno Yudhonegoro
Kurnia Trisno Yudhonegoro Mohon Tunggu... Administrasi - Agricultural,Economic consultant and military enthusiast

Agricultural,Economic consultant and military enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Politik

Palestina (Sulit) untuk Bisa Merdeka...

26 Desember 2017   09:24 Diperbarui: 26 Desember 2017   10:00 2656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Donald Trump,Presiden Amerika Serikat, akhirnya memenuhi salah satu janji kampanyenya, yaitu untuk memindahkan Kedubes Amerika dari Tel Aviv ke Jerusalem (Barat), pemindahan ini juga bermakna simbolis, yaitu US of A mengakui Jerusalem Barat sebagai ibukota Israel. Reaksi ini mengundang kecaman dan protes keras, terutama dari negara-negara anggota OKI (Organisasi Konferensi Islam). Bahkan pada tanggal 21 Desember 2017, menghasilkan resolusi sidang umum PBB yang menentang pemindahan sepihak (Berhubung draft yang sama di DK PBB diveto oleh US of A). Namun, apakah dukungan yang mengharu-biru dari warga dunia bisa mewujudkan impian warga palestina ? Mari kita lihat peta dukungan dan apa yang diinginkan sebenarnya...

Arab Saudi (dan negara Gulf Cooperation Council lainnya)

Sebagai negara tempat dua kota suci berada (Mekah dan Madinah), layaklah bila Arab Saudi termasuk yang berteriak paling keras ketika Amerika Serikat memutuskan untuk memindahkan Kedubes Amerika dari Tel Aviv ke Jerusalem (Barat). Namun, yang perlu diketahui adalah pada awal desember muncul berita bahwa Arab Saudi menawarkan Abu Dis sebagai ibukota palestina merdeka. 

Pertanyaan yang muncul selanjutnya, mengapa Arab Saudi sampai mengusulkan hal tersebut ? 

Pertama, Mungkin pembaca ingat ketika Raja Salman berkunjung ke Indonesia, nah pada saat yang sama pangeran muhammad berkunjung ke Amerika Serikat, kunjungan tersebut tidak banyak diberitakan, namun yang jelas, setelah kunjungan tersebut pangeran muhammad melakukan serangkaian keputusan yang mengubah pola pemerintahan Arab Saudi untuk selamanya. 

Kedua, Arab Saudi mungkin kaya, namun mereka punya masalah yang besar, sangat besar. kita di Indonesia mungkin menganggap bahwa musuh No. 1 Umat islam adalah Yahudi (baca : Israel), namun di Arab Saudi masalah utama mereka adalah Islam Syiah (baca : Iran + Iraq). Sudah menjadi rahasia umum bahwa pemerintah Arab Saudi (dan banyak negara muslim lainnya, termasuk pemerintah kita -- secara tidak resmi tentunya) di belakang layar  bekerja sama dengan dinas intelijen Israel, baik dalam kapasitas pelatihan maupun pertukaran informasi. Dalam kasus Arab Saudi, mereka (saat ini) sedang berperang di Yaman, dengan total korban sipil sekurangnya 6000 orang tewas, 3,2 juta orang menjadi pengungsi. Tujuannya : memastikan bahwa Yaman tidak jatuh ke tangan pemimpin Islam Syiah. 

Oh ya, selain itu US of A juga memiliki beberapa pangkalan di negara-negara GCC, plus satu Forward Command Center USCENTCOM di Al Udeid Air Base, Qatar, dengan total pasukan 35.000 orang plus Armada ke lima (dengan 2 kapal Induk tentunya). Semua ini menjadi penggetar Iran untuk tidak melakukan tindakan (langsung) ke anggota GCC. 

Kesimpulan: Selain kecaman dan usaha diplomatik, tidak akan ada banyak yang dilakukan. Selain itu, hal terakhir yang Arab Saudi inginkan adalah Hamas berkuasa (Hamas didukung oleh Hezbollah, yang notabene didukung oleh Iran). 

Suriah dan Lebanon

Kedua negara ini benci sampai ke sumsum dengan Israel, namun saat ini terlalu sibuk dengan perang sipil dan kondisi internal negara yang carut marut untuk membantu rekan mereka di Palestina.

Kesimpulan :Tidak usah diharapkan

Turki

Saat ini dipimpin oleh Presiden Erdogan yang terus menerus menyuarakan kepemimpinan Islam, bahkan sidang darurat OKI yang membahas masalah Yerusalem bertempat di Turki. Di sisi lain, fakta bahwa Turki masih membuka Kedubesnya di Tel Aviv, dan masih mengizinkan penggunaan Incirlik Air Base (dimana bermukim 10.000+ Garnisun Amerika Serikat + sekurangnya 50 hulu ledak nuklir) menunjukkan bahwa Turki masih membutuhkan US of A dan tentu saja Israel.

Kesimpulan : sda (kurang lebih sama dengan Arab Saudi)

Mesir

Hubungan antara Mesir dan Israel adalah hubungan benci tapi rindu, Mesir butuh Israel untuk menahan militan Hamas tetap sibuk (kondisi provinsi Sinai yang berbatasan langsung dengan Palestina--Jalur Gaza hingga saat ini masih amburadul), di dalam negeri mereka tetap butuh sokongan dana dana dari US of A yang pada 2017 diestimasikan sekitar 1,4 milyar dollar. Dan ada jalur pipa gas yang melalui Israel yang perlu diketahui.

Kesimpulan :walau diapresiasi karena berani mengusulkan draft resolusi DK PBB--yang tentu saja diveto, selebihnya, jangan terlalu berharap.

Kesimpulan secara keseluruhan : Hanya satu yang ditakuti Donald Trump dan setiap administrasi US of A, yaitu.......................Bukan, bukan Jihad, bukan pula Doa, jelas bukan persatuan umat muslim (bisa sih, tapi bukan dari segi yang anda bayangkan). Melainkan...................Ekonomi (baca: Uang). . Sederhana, pada saat perang Arab-Israel 1973, Negara Islam mengeluarkan senjata pamungkas, embargo minyak bumi. dalam waktu singkat pasukan Israel (atas perintah Washington DC) ditarik mundur. Saat ini seluruh Negara muslim memproduksi 25 Juta Barel Minyak Bumi, atau lebih kurang 35 persen dari total produksi dunia, sebuah daya tawar yang kuat (apabila mau digunakan, yang mana pada kenyataannya 99,9999999999% penulis yakin tidak akan dilakukan hanya untuk sebuah kota--walaupun itu kota suci sekalipun). 

Selain itu penulis juga yakin bahwa masyarakat muslim pun tidak terlalu mendukung boikot produk-produk US of A, terlepas apa kata MUI atau imam besar dari manapun. Mengapa penulis yakin? He he he, artikel ini ditulis menggunakan Microsoft Word (Microsoft), sambil menyeruput Green Tea Latte Matcha dingin (Starbuck), mendengarkan musik yang diputar dari iPod (Apple),dengan bantuan Peramban Google Chrome (Google),diselingi menonton video kucing lucu di Youtube (Google),ngobrol dengan teman dan kolega (Line dan WhatsApp)menggunakan Gawai Android kesayangan (Google) dan setelah selesai, ngeposting tulisan di Facebook (Facebook).

Boikot produk US of A, ngimpi kali......

Dan dengan itu, hilang sudah khayalan akan Palestina merdeka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun