Mohon tunggu...
ACJP Cahayahati
ACJP Cahayahati Mohon Tunggu... Insinyur - Life traveler

tukang nonton film, betah nulis dan baca, suka sejarah, senang jalan-jalan, hobi jepret, cinta lingkungan, pegiat konservasi energi dan sayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Rintangan Mobil Listrik di Jerman dan Indonesia

12 April 2018   15:01 Diperbarui: 13 April 2018   05:20 8961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mobil listrik Jaguar di pameran Stuttgart 2018 (dokumentasi pribadi)

Tanggal 31 Mei tahun 2012 saya menulis di Kompasiana tentang Kembalinya Era Mobil Listrik, bisa diklik di sini. Saat itu motivasi saya dipicu oleh gagalnya mobil listrik buatan adik-adik SMK yang tersandung uji emisi. Lho memangnya mobil listrik ada emisinya, apa yang dibakar ???

Kemudian bulan April 2016, saya kembali menulis di Kompasiana tentang nasib mobil listrik saat harga minyak dunia jatuh, bisa diklik di sini, saat itu keinginan menulis saya dipicu oleh kekhawatiran akan nasib mobil listrik bila harga minyak bumi dunia terus jatuh. Kali ini, saya ingin menulis tentang mobil listrik atas dasar keheranan akan pasar mobil listrik Jerman dan polemik mobil listrik Indonesia. Ada apa?

Sejarah Mobil Listrik

Mengulang kembali tulisan pertama saya di Kompasiana tentang sejarah mobil listrik, yang dimulai sejak pertama kali ditemukan antara tahun 1832-1839 oleh orang Scottlandia. Lalu di Jerman pertama kali dibuat di Coburg oleh Andreas Flocken, sekitar tahun 1888. Kebetulan beberapa hari y.l. saya ke pameran di Stuttgart dan melihat sendiri prototip karya Flocken ini, bisa dilihat dalam foto di bawah hasil jepretan pribadi.

Mobil listrik pertama (dokumentasi pribadi)
Mobil listrik pertama (dokumentasi pribadi)
Sampai tahun 1900-an mobil listrik masih bisa berkompetisi dengan mobil bermesin bakar, karena motor listrik memiliki efisiensi lebih tinggi. Namun setelah tahun 1900-an motor listrik tersisihkan karena baterenya besar dan waktunya lama untuk isi ulang, sehingga kalah bersaing dengan mobil bermotor bakar yang bisa lebih lama bertahan di jalan dan lebih nyaman dalam operasi. Apalagi dengan ditemukannya busi dan bahan bakar minyak yang murah, dengan mudah mobil listrik terlupakan dari pasar.

Penjualan Mobil Listrik di Jerman dan Norwegia

Dengan gencarnya isu pemanasan global dan sekarang skandal diesel, para produsen mobil telah berinovasi menciptakan mobil-mobil alternatif, dan tentu saja salah satunya adalah melirik kembali mobil listrik. Mulai dari mobil listrik murni, hibrida atau pun plug-in hibrida mulai banyak diproduksi. Sudah sejak pameran IAA (Pameran Mobil Internasional) 2011 di Frankfurt Jerman, mobil listrik dan mobil hibrida menjadi primadona.

Namun sayangnya, antara pameran dan pasar tidak sejalan. Konsumen Jerman masih ragu dan skeptik dengan mobil listrik. Padahal penjualan mobil diesel bulan Februari 2018 berkurang 19% di Jerman, tapi tampaknya untuk membeli mobil listrik para konsumen di Jerman masih berat, karena itu penjualan mobil bensinlah yang naik. Hal ini sangat berbeda dengan kondisi penjualan mobil listrik di Norwegia.

Saat ini di Eropa, Norwegia lah negara yang paling tinggi penjualan mobil listriknya. Hampir 35% dari mobil terjual adalah mobil listrik. Di ibukota Norwegia, Oslo, apalagi penjualan mobil sampai mencapai 40%.

Kenapa di Norwegia, mobil listrik diminati? Terutama karena keuntungan finansial, mobil listrik lebih murah dari mobil bensin atau diesel, karena tidak ada pajak impor, tidak ada pajak penjualan atau pun pajak kendaraan plus bebas parkir dan tidak perlu bayar tol. Dan ini tentu saja dijamin oleh DPR alias Parlemennya, yang menjamin bahwa keputusan itu tidak akan diganggugugat sampai tahun 2020, karena Norwegia memang sangat ambisius untuk mencapai target mereka di tahun 2025 yakni semua mobil baru bebas emisi !! (senang ya kalau punya DPR yang memiliki pemikiran maju ke depan)

Walaupun tentu saja semua gerakan baru itu harus melewati semua rintangan dan masalah, saya cukup optimis, orang Norwegia akan berhasil mengatasi semua masalah menuju target kendaraan bebas emisi. Pertama karena penduduk Norwegia itu hanya 5,2 jutaan jiwa, kedua sumber energi listrik mereka hampir 98% dari energi terbarukan (air) jadi walaupun mobil listrik dihitung emisi sumbernya maka emisinya ya hampir nul dan ketiga harga listrik di Norwegia dibandingkan Jerman lebih murah, hampir setengah harga listrik di Jerman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun