Mohon tunggu...
Heart Light
Heart Light Mohon Tunggu... Mahasiswa - Heart Light🍓

Simple girls 🌷🍀 🌷and be my self Life is Love❤️

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tak Kenal Maka Tak Sayang

10 Juni 2021   05:00 Diperbarui: 10 Juni 2021   05:01 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

        Bel berbunyi dan tanpa tersadar kami pun bersorak kegirangan dan Miss Irene yang paham dengan kami pun tersenyum

 "kalian sudah menyelesaikan tugas kalian dengan baik, untuk lain waktu kita akan bertemu dengan suasana yang berbeda, dimana kalian merasa seperti bermain tapi belajar. Apabila dari kalian yang merasa kesulitan atau ingin bertanya, jangan sungkan untuk menemui saya. Sekarang silahkan kalian untuk beristirahat ... selamat pagi." ucap miss Irene.


"Selamat pagi miss Irine dan terimakasih untuk ilmunya hari ini." suara mereka serentak sambil berdiri menghormati miss Irene.
Hampir semua siswa merapikan meja dan peralatan belajar mereka. Setelah terlihat rapi mejaku, lalu aku menghampiri Grace.


"Ini untuk pensil dan penghapusmu ... makasih sudah meminjamiku." kataku sambil menyodorkan alat tulis itu.


"Kamu pasti membutuhkannya ... pakailah sampai akhir kelas nanti. " jawab Grace sambil tersenyum.


"Aku orangnya pelupa dan alat tulis ini, pasti sangat berarti bagimu. Aku akan membelinya di koperasi sekolah " kataku meyakinkan Grace.


"Aku tau kamu pasti menjaganya ...simpan saja uangmu untuk makan siang." Jawab Grace sambil meninggalkanku bersama teman sebangkunya.


"Makasih Grace." teriakku


        Grace memalingkan badannya dan mengangkat jempolnya sebagai simbol diterimanya ucapan terimakasih. Kemudian, selang beberapa saat, Rachmad menghampiriku bersama temannya dan menepuk bahuku. Ia tahu bahwa aku ingin mengembalikan alat tulisnya, namun ia mengajakku untuk istirahat namun aku menolaknya karena aku lebih asyik dengan duniaku yaitu mengutak-atik laptop. Aku hanya di temani beberapa orang saja yang masih tersisa dan betah untuk tinggal di kelas. 

         Seperti biasa, aku selalu sibuk dengan mainanku dan aku memang tidak punya teman untuk bermain atau berbincang di kelas yang baru ini. Jadi teman terbaikku adalah laptopku.
Tiba-tiba aku teringat akan kebaikan Grace dan Rachmad. Aku sebenarnya malas dan tidak suka dengan gaya mereka di kelas walaupun kami baru dua minggu bertemu, setelah kenaikan kelas dan penempatan siswa sesuai prestasi. Grace dengan wajah yang cantik bermata sipit dan berambut ikal, selalu tampil percaya diri dan selalu aktif bertanya serta memberikan pendapat dengan tegas sesuai yang di ketahui. Sedangkan Rachmad yang tinggi dan putih mirip artis Korea, memang namanya sering di sebut, pantaslah karena dia salah satu pemain basket idola di sekolah ini. Sehingga aku melihat dia, sosok yang sombong dengan kemampuannya dan selalu ingin di puja. Itu yang membuat aku malas bila mau berbicara apalagi berteman dengan mereka. Namun kali ini, aku merasa seperti di tampar, apakah hanya pemikiranku saja atau karena aku belum mengenal dan tidak mau mengenal mereka. Otakku berkeliaran dengan pemikiran dan kemungkinan. Aku rasa, perlu untuk melihat dari sisi yang berbeda. Tiba-tiba pemikiran itu muncul dalam benakku. Aku akan mencoba sesuatu yang baru, tekadku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun