Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tanggung Jawab Moral Melemah dan Konsekuensi Etis

23 November 2021   16:41 Diperbarui: 23 November 2021   17:17 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tanggung jawab moral melemah. Sumber: dosensosiologi.com.

Kedua, tanggung jawab sosial dan moral yang melemah memungkinkan seseorang untuk mengambil tindakan yang superfisial dan praktis. Di Suriah, konflik horisontal dan vertikal sudah menjadi sesuatu yang biasa. Anak-anak sejak lahir sudah menyaksikan tetangganya saling bacok dan aneka kekerasan fisik lainnya.

Ketika hal itu terjadi, hal yang mungkin dilakukan adalah membantu siapa yang menjadi kubu saya dan menghabisi mereka yang menjadi lawan kubu saya. Hal serupa sering terjadi di wilayah-wilayah yang menjadi lokasi transmigrasi para pencari suaka. Di wilayah perbatasan Indonesia --Timor Leste misalnya, generasi yang hidup di tahun 1998-1999 saat Referendum, seringkali terlibat konflik. 

Catatan-catatan kelam yang mereka saksikan sendiri ketika Referendum 1999 cukup kuat untuk membuat imun konflik mereka menjadi semakin kebal. Tawuran antarpemuda dengan klaim organisasional pun seringkali merusak keharmonisan hidup bersama.

Ketiga, tanggung jawab sosial dan moral yang melemah membuat seseorang masuk dalam habitus atau budaya tertentu. Ketika sesuatu (perilaku, tutur kata, cara) sudah membentuk habitus, hal itu agak sulit untuk diubah. Di Suriah, kehadiran kelompok ISIS dan Hayat Tahrir al-Sham sebagai kelompok teroris membuat tanggung jawab sosial seseorang menjadi lemah. Ketika tanggung jawab melemah, aspek moral pun ikut lumpuh.

Yang ada justru pembiasaan sesuatu yang dianggap sudah terbiasa -- meski secara moral jelas-jelas salah. Membantai anak-anak dan kaum perempuan adalah sesuatu yang biasa jika dilakukan tanpa bertanggung jawab.

 Dalam hal ini, kebebasan justru mendahului tanggung jawab. Ketika kebebasan mendahului tanggung jawab, kebajikan moral pun ditangguhkan. Hal inilah, hemat saya, yang membuat perang saudara di Suriah menelan banyak korban terutama anak-anak yang tidak bersalah (the innocent children).

 

Tumpulnya Suarah Hati

Peran suara hati sangat urgen dalam membuat keputusan etis dalam hidup. Jika kita melihat sejarah konflik berdarah di Suriah, kita bisa memetakannya demikian. 

Kehausan kuasa rezim Bashar al-Assad membuat polemik Suriah tak menyentuh kata selesai. Presiden Bashar al-Assad justru merasa nyawa yang melayang adalah konsekuensi dari panasnya situasi politik.

Bahkan ketika jumlah korban terutama anak-anak dipublikasikan oleh Komisi Hak Asasi Manusia Dunia, Bashar al-Assad justru tak mau melepaskan kursi kekuasaannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun