Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Hizbiyah dan Politik Islam

4 November 2020   12:29 Diperbarui: 4 November 2020   12:32 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketiga hal ini kemudian menjadi awal kebangkitan berbagai organisasi berwajah politik yang berusaha menjadi oposisi dari pemerintah. Dengan kata lain, kejayaan yang pernah digapai Islam dengan khalifahnya menjadi target ekspektasi dari berbagai ideologi dan organisasi Islam Kontemporer. Dalam berbagai prospek yang diusung sebuah organisasi ke-Islam-an, refren kembali ke situasi kejayaan adalah hal ikhwal yang diperjuangkan.

Pada tahun 1990-an -- ketika krisis ekonomi dan politik di Mesir merebak -- kehadiran organisasi Muslimin Brotherhood menjadi pijar kebangkitan Mesir dari wabah krisis. Dengan menggandeng ideologi Islam dan bentuk pemerintahan yang berakar pada ajaran Islam, Ikhwanul Muslimin mampu menjadi oposisi pemerintah, terutama dalam memanage berbagai kebijakan yang tidak tepat sasaran. Berbagai persoalan mulai menjamur di awal abad ke-21, terutama berkaitan dengan kisruh internal berbagai partai, kurangnya transparansi dalam mengelola finansial negara serta merebaknya korupsi.

Kekhasan organisasi Ikhwanul Muslimin adalah kemampuannya untuk memetakan berbagai persoalan politik dengan menyuntik berbagai ajaran Islam yang hanya menyentak hati dan indera societas dari balutan luar. Ketika organisasi rintisan al-Banna ini berkembang dari sebuah organisasi yang hanya berkutat di bidang spiritualitas, banyak orang mulai terlibat dan mengadopsi gagasan-gagasan dan ajarannya.

Bahkan Indonesia -- diwakili oleh Partai Keadilan Sejahtera -- dan negara-negara lain di Semenanjung Arab serta Benua Hitam berlomba-lomba mengadopsinya. Bagi societas Mesir yang hidup di penghujung abad ke-20, organisasi Ikhwanul Muslimin tidak boleh hanya berhenti pada sebuah organisasi spiritual belaka, tetapi harus berani ikut melumpur dalam berbagai ritual dan politic games di Mesir. Dengan berlandaskan ajaran-ajaran dan nilai-nilai Islam, "Muslim Brotherhood" mampu menembus pasaran politik dunia dan mampu membuat sebuah transformasi berskala masif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun