Pukul 09.00 AM Jendela terbuka angin tersayup- sayup melontarkan debu  di mukaku, sejenak ku terbangun di atas ranjang yang lusuh ini. Melihat ponsel sudah berdering, aku kesiangan.
Hari ini berulang lagi, aku kelewatan mata kuliah. Hidup seperti gelandangan waktu. Yang terjaga karena melawan waktu, yang tertidur karena terbawa waktu. Ya begitulah waktu memang seolah- olah relatif.
Bangun pagi, membiarkan ranjang berserakan, sampah bertebaran, putung rokok menggenang di asbak !!, *Gubrak* aku kejatuhan pintu lemari, ternyata aku lupa bahwa pintu lemariku sudah ruaak. Aku ingin mengambil baju, dan ke kamar mandi.
Rolland Namaku, aku adalah Mahasiswa akhir yang selama kuliah hanya membuang- buang waktu. Selebihnya waktu ku, dihabiskan di organisasi, meja kopi, buku. Aku punya keinginan seoama belum lulus kuliah minimal aku mempunyai grand desain pesawat Flying Fucture. Sebuah pesawat sederhana yang tidak menghabiskan ruang banyak.
Tetapi angan- anganku hanya sebatas khayalan anak- anak TK yang ingin begini ingin begitu. Tapi tidak jadi melulu. Cinta terkadang juga mengganggu fokus untuk menjelajahi langit ilmu pengetahuan.
Tetapi aku punya teman bernama Angelia, ia yang selalu menjadi tempatku untuk curhat masalah kehidupan yang benar- benar absurd. Sudah lebih setahun aku kehilangan ayahku, ibu dan adiku, mempercayaiku untuk menempuh pendidikan tinggi, untuk meraih impian yang digadang- gadang. Ibuku seorang petani gandum, tentunya untuk memenuhi kebutuhan mereka, aku kuliah disini juga kerja ingin meringankan, beban mereka juga.
Mandi, kemudian ganti baju, dan mengerjakan tugas entah kelompok atau seorang. Sebenarnya hari ini aku sudah berjanjian sehabis kuliah untuk mengunjungi perpustakaan kampus, bersama Geertz. Kebetulan Geertz adalah mahasiswa sosial dan aku mahasiswa teknik penerbangan, kita ditemukan di tempat kerjaku kedai kopi sederhana.
Akhirnya aku menghubunginya lewat telfon. Untuk langsung ketemu di perpustakaan kampus. Aku berangkat kesana, berharap muncul ide secarik untuk menuliskan dan menggambarnya.Â
Ketika sampai di perpustakaan, aku sedang asyik membaca buku "Being a Plane" tiba dihalaman 165, paragaf tengah, seorang pilot berkata "Jika kamu ingin membuat pesawat maka kau harus mengetahui dahulu tentang langit, angin, keseimbangan." Kata- kata tersebut menyindirku seolah- olah aku tidak benar- benar serius dalam kuliah. Hingga tidak seimbang, *Halo* Geertz menepuk punggungku. Gimana? Udah buat pesawat blom?, Mending buat mobil tamiya saja land, hahaha. *Sambil menertawaiku*.
Gaje lu geertz, mending lu fokus terhadap masalah stunting. Lu kan anak sosial. Eh.. itu kan permasalah di negeri ini hahaha. *Dokk* penjaga perpustakaan memperingatkan untuk tidak bincang- bincang. Kami pun mencari fokus penelitian dan pengembangan yang sudah diambil masing- masing.Â