Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger Indonesia

Teacher, Freelancer Writer

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penjual Kopi Itu

7 Maret 2024   20:37 Diperbarui: 7 Maret 2024   20:38 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar, sumber: infobekasi.co.id

Di sudut jalan kecil kota besar, di tengah hembusan angin sejuk pagi, terdengar suara langkah ringan yang semakin mendekat. Di depan rumah-rumah warga, wajah-wajah masih tertidur, tetapi di sisi lain, kehidupan sudah mulai bergerak.

Dan di antara segala kesibukan itu, terdapat seorang wanita muda yang berjalan dengan penuh semangat. Namanya adalah Maya, seorang wanita penjual kopi keliling. Maya bukanlah wanita biasa. Dia memiliki senyum hangat yang mampu mencerahkan hari siapa pun yang bertemu dengannya.

Setiap pagi, sebelum matahari menyapa dunia dengan cahayanya, Maya sudah sibuk menyiapkan peralatan kopi kelilingnya. Sejak suaminya meninggal dunia dalam kecelakaan tragis, Maya harus memikul tanggung jawab besar dalam menghidupi dirinya dan kedua anaknya.

Meskipun hidupnya sederhana, Maya selalu bersyukur atas apa yang dia miliki. Dia percaya bahwa kebahagiaan sejati tidak tergantung pada kekayaan materi, tetapi pada cara kita mensyukuri setiap momen yang kita miliki.

Dengan gerobak kecil yang dipenuhi dengan berbagai macam kopi dan perlengkapan untuk menyeduhnya, dia menjelajahi setiap sudut kota setiap pagi, membawa aroma kopi segar untuk membangunkan orang-orang dari tidur mereka.

Setiap pagi, Maya melayani pelanggannya dengan penuh kehangatan. Dia tidak hanya menjual kopi, tetapi juga menjadi teman bagi banyak orang yang membutuhkan pendengar. Dia mendengarkan cerita mereka, menyemangati mereka, dan memberikan mereka dorongan untuk melangkah maju.

Salah satu pelanggannya adalah Pak Agus, seorang pensiunan yang selalu menikmati secangkir kopi di teras rumahnya setiap pagi. Pak Agus selalu menemukan kebijaksanaan dalam kata-kata Maya. Pak Agus menaruh hormat kepada wanita tersebut.

Tetapi tidak semua orang menganggap Maya begitu baik. Ada beberapa orang yang meremehkan pekerjaannya sebagai penjual kopi keliling. Mereka menganggapnya rendah dan tidak berguna.

Tetapi Maya tidak peduli dengan celaan mereka. Dia tahu nilai sejati dari pekerjaannya dan dia bangga menjadi bagian dari komunitasnya.

Suatu pagi, ketika Maya sedang menyiapkan kopi untuk pelanggannya, dia melihat seorang anak kecil yang terlihat kebingungan di tepi jalan. Tanpa ragu, Maya menghampirinya dan menawarkan bantuan. Anak kecil itu tersenyum senang ketika Maya memberinya secangkir kopi hangat.

Dari balik gerobak kecilnya, Maya melihat senyum di wajah anak itu, dan dia tahu bahwa dia telah membuat perbedaan. Baginya, memberi lebih penting daripada menerima. Itulah kebahagiaannya.

Suatu hari, Maya mendapat sebuah tawaran dari seorang pengusaha kopi besar untuk membuka kedai kopi tetap. Namun, Maya menolaknya dengan tulus. Baginya, kebahagiaan bukanlah tentang uang atau kesuksesan bisnis semata. Kebahagiaan adalah tentang bisa memberikan dan menerima cinta, dan itulah yang dia temukan dalam setiap cangkir kopi yang dia hidangkan.

Saat matahari mulai naik, Maya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Meskipun kaki dan tubuhnya lelah, hatinya dipenuhi dengan kepuasan. Dia tahu bahwa dia telah melakukan yang terbaik hari ini, dan besok akan menjadi hari yang lebih baik.

Dengan senyum di bibirnya, Maya melangkah maju, membawa aroma kopi yang harum di udara. Dia adalah wanita penjual kopi keliling, tetapi bagi banyak orang, dia adalah sumber inspirasi dan kebaikan.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun