Mohon tunggu...
krismanto atamou
krismanto atamou Mohon Tunggu... Guru - Penulis Amatir

Simple Man

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Negeri Para Cecunguk

15 Agustus 2019   23:47 Diperbarui: 15 Agustus 2019   23:46 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku diambil dari rumah bordil sebagai penjaga keamanan. Dengan cerita bahwa aku berempati terhadap anak jalanan dan akhirnya mendirikan yayasan dari menyisihkan gajiku. Aku tak sanggup membangun atau membeli gedung baru hingga akhirnya seorang dermawan memberikan rumah tua warisan keluarganya. Tentu semua itu bohong belaka. Aku diambil karena dipercaya sering mengamankan identitas para pejabat saat ngamar di hotel mewah bersama 'bintang'---begitu kami mengistilahkan para penjaja kelas atas---yaitu para artis yang tak pernah puas mengejar prestise dan menghalalkan kemesuman sebagai caranya.

Dua bulan kemudian aku mendapatkan gelas S.Sos. Katanya agar namaku lebih mentereng, lebih sesuai dengan jabatanku. Entah dari kampus mana ijazah itu, aku tak peduli. Bodoh amat! Yang penting sekarang aku ketua yayasan. Bukankah jual-beli ijazah, skripsi, tulisan ilmiah adalah lumrah di negeri ini---apa sih yang tidak diperjualbelikan? Bahkan keyakinan pun dijual demi dukung-mendukung saat pemilihan, bukan?

Perhitungan waktuku hampir saja meleset ketika seorang polisi akan menghentikan mobil yang kupacu terlalu laju. Niatnya urung setelah melihat mobil dari dekat. Ada pemeriksaan gabungan. Aku terpaksa mengerem, berhenti sesaat, dan berbasa-basi sesama cecunguk. "Oh, Pak Garon. Silakan lewat, Pak. Kami ada pemeriksaan rutin. Ada perintah dari atas. Katanya ada anak petinggi yang mau pelesir ke kota wisata ini. Kami mengejar setoran untuk biaya pelesirnya. Biasalah, Pak, kalau tak mau digeser ya gini," ujar Pak Martin sesumbar.

Tiba di persimpangan berikutnya, kulihat mobil Porsche berwarna hitam dengan jendela kiri terbuka di bagian belakang sudah parkir di sana. Sesuai perintah, aku merapat dan melemparkan tas uang tadi ke jendela yang terbuka itu tepat sedetik sebelum lampu hijau menyala.

Koran hari berikutnya memberitakan bebasnya seorang pimpinan partai politik yang menjadi terduga kasus korupsi. Sidang praperadilan memenangkan gugatannya terhadap komisi antirasuah. Terduga diduga menjual pengaruhnya di DPR untuk memuluskan kebijakan impor bawang dan garam yang menyebabkan petani lokal gulung tikar.

Biodata :

Krismanto Atamou, guru dan pecinta sastra; tinggal di Kab. Kupang, Nusa Tenggara Timur. Karya-karyanya banyak menyuarakan perlawanan terhadap kezaliman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun