Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Author: Transformasi HRD dalam Bisnis (2021). Ketika Kita Harus Memilih (2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (2022). Merajut Keabadian (2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (2024). Menjawab Tantangan Gereja Masa Kini (2024). Pertumbuhan Gereja Melalui Pendekatan Holistik (2025). Mengenal Kristus dalam 10 Kitab Perjanjian Baru (2025). Etika Bisnis: Panduan Bisnis Berintegritas dan Berkelanjutan (2025).

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Joko Widodo dan Hari "Sakral" Rabu, Menurut Kitab Primbon

23 Desember 2020   07:58 Diperbarui: 23 Desember 2020   12:45 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/ama)

Hari ini Presiden Joko Widodo melakukan pelantikan enam menteri dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju. Salah satu alasan yang mendorong reshuffle adalah dua menterinya terjerat korupsi yaitu Menteri KKP Edhy Prabowo dan Menteri Sosial Juliari Batubara.

Ke enam menteri yang dilantik hari Rabu ini adalah Walikota Surabaya Tri Rismaharini diangkat sebagai Menteri Sosial, mengisi kekosongan yang ditinggalkan Juliari Batubara karena tersandung korupsi.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta dan mantan calon wakil presiden 2019, Sandiaga Uno akan menduduki kursi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menggantikan Wishnutama Kusubandio.

Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin menggantikan Terawan Agus Putranto, sebagai Menteri Kesehatan. Tokoh muslim dari GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas ditunjuk sebagai Menteri Agama menggantikan Fachrul Razi.

Kemudian Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono diberi tugas mengurus Kelautan dan Perikanan sebagai Menteri KKP menempati kursi kosong akibat ditinggalkan Edhy Prabowo.

Dan terakhir mantan Menteri Perdagangan dan Dubes RI untuk Amerika Serikat, Muhammad Lutfi sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Agus Suparman yang harus lengser.

Rabu Hari Lahir Jokowi

Sisi lain dari pelantikan menteri kali ini adalah dipilihnya hari Rabu oleh Jokowi sebagai hari baik untuk melakukan peristiwa penting. Jokowi sebagai orang Jawa sepertinya masih mempercayai, bahwa hari lahirnya membawa makna.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu sendiri lahir pada hari Rabu, 21 Juni 1961, sehingga setiap melakukan peristiwa penting ia memilih hari Rabu. Berikut ini peristiwa penting Jokowi jatuh pada hari Rabu :

  • Pada Rabu, 27 Juli 2016 Jokowi melakukan perombakan menteri yaitu sebanyak 11 menteri di Kabinet Kerja jilid II. 
  • Kemudian pada Rabu, 17 Januari 2018 ia kembali merombak dengan melakukan penggantian Menteri Sosial, Kepala Staf Presiden, menambah anggota Wantimpres dan melantik KSAU.
  • Dalam pertemuannya dengan putra Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga dilakukan pada Rabu, 22 Mei 2019.

Presiden Joko Widodo bertemu Agus Harimurti Yudhoyono di Istana Bogor, Rabu (22/5/2019).(KOMPAS.com/Ihsanuddin)
Presiden Joko Widodo bertemu Agus Harimurti Yudhoyono di Istana Bogor, Rabu (22/5/2019).(KOMPAS.com/Ihsanuddin)

Makna Hari Rabu

Sesuai dengan kitab Primbon atau kitab warisan leluhur Jawa, setiap hari mempunyai watak atau karakter yang berbeda-beda. Setelah mengetahui karakter yang ada dalam hari tersebut, maka dapat digunakan untuk melakukan kegiatan agar tujuan dapat tercapai.

Hari Rabu menurut kitab Primbon berarti keadaan baik, tercapai tujuan yang di inginkan, mempunyai pangkat yang berwibawa dan hidup berbahagia.

Hari lahir Jokowi 21 Juni 1961 adalah hari Rabu Pon, 7 Sura 1893 (Jimawal), termasuk hari yang biasa, bebas untuk melakukan perjalanan jauh dan melakukan hajat besar pada hari tersebut.

Sedangkan hari ini Rabu, 23 Desember 2020, karakter harinya adalah hari yang baik, dapat tercapai tujuan, pangkat akan berwibawa dan berbahagia. Rupa-rupanya itu yang menjadi pertimbangan Joko Widodo.

Wasana Kata

Terlepas dari kepercayaan yang diyakini Jokowi, berdasarkan tradisi Jawa dan mengacu pada kitab Primbon, masyarakat berharap reshuffle kabinet kali ini dapat meningkatkan kinerja para menteri dan pemerintah.

Apalagi di saat kondisi wabah pandemi Covid-19 perlu kerja keras untuk dapat menekan, bahkan menghilangkan virus Corona. Karena berbagai upaya yang dilakukan pemerintah belum menunjukkan hasil yang signifikan.

Masyarakat berharap vaksin Covid-19 dapat efektif dan segera di distribusikan ke seluruh pelosok negeri. Jangan sampai ada praktik korupsi, seperti paket bantuan sosial baru-baru ini.

Rujukan:

  • www.cnnindonesia.com
  • www.primbon.com

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun