Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (Deepublish, 2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anjing yang Hidup, Lebih Baik daripada Singa yang Mati

23 Mei 2020   08:43 Diperbarui: 15 Januari 2021   14:57 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernyataan mantan Kapolri tahun 1991 -1993 Jenderal Polisi (Purn) Drs. Kunarto dalam buku biografi Jenderal Anton Soedjarwo pada koleksi Museum Polri mengatakan "sewaktu menjabat, semua dianggap baik, hebat, berani, tetapi setelah sehari saja tidak menjabat, semua itu tidak pernah ada"

Bagi sebagian orang yang mengejar jabatan, dan menggunakan jabatan untuk mengumpulkan pundi-pundi harta dan kepopuleran, maka pensiun menjadi bencana dan tidak sedikit yang mengalami post power syndrome. 

Sebaliknya orang yang memandang jabatan sebagai amanah yang diberikan Allah untuk mengabdi pada masyarakat, maka pensiun menjadi sesuatu yang biasa. Dalam keterangannya Kunarto mengatakan bahwa dia pribadi tidak naik pangkat tidak apa-apa, tidak ada yang mengunjungi tidak masalah, yang penting melakukan yang terbaik, memang sangat mustahil untuk dapat memuaskan semua orang, itulah rahasia seorang pemimpin.

Itulah realitas kehidupan bahwa apa pun di dunia ini akan ada akhirnya, jabatan apa pun di dunia ini ada akhir dan harus meletakkan jabatannya. Kebahagiaan yang paling bahagia sekalipun dengan orang-orang yang sangat dicintai, akan berakhir ketika Tuhan memanggil salah satu keluarga yang kita cintai.

Kesenangan untuk menikmati keindahan di dunia di mana pun yang menakjubkan akan ada akhir ketika sudah tidak bisa lagi berjalan dengan normal. Menikmati hobi, kuliner, berkumpul dalam komunitas, juga akan ada akhir ketika raga kita harus dimasukkan ke dalam peti. Waktu begitu cepat berjalan dan seolah baru saja dilewati, bagi anak muda rasanya masih ingat sekali dahulu masa remaja bahkan ketika masih anak-anak, ternyata sekarang sudah dewasa. 

Begitu pula orang tua, rasanya belum lama menikah, ternyata sekarang anak-anaknya sudah besar. Saya kira itu juga dirasakan para Opa dan Oma, rasanya waktu begitu singkat dan ternyata ia sudah mempunyai cucu. Waktu di dunia, dibandingkan dengan kekekalan bagaikan setetes air di samudra yang luas, atau butiran debu dalam bumi yang luas.

Apakah Kehidupan

Bahwa kehidupan di dunia adalah sementara, sedangkan kehidupan yang tidak sementara (kekal) adalah di langit baru dan bumi baru yaitu Kerajaan Surga. Kehidupan kita di dunia ini adalah menumpang, sambil menantikan kedatangan Tuhan, jadi kalau kehidupan hanya menumpang apakah fokus kita membangun istana dan dinasti di dunia ini?. Apakah kita mau dimiliki dunia yang membawa kebinasaan, atau dimiliki Tuhan yang akan membawa kita ke dalam kehidupan kekal?

Kerajaan Surga

Masalahnya yang diterima masuk Kerajaan Surga adalah kehidupan rohani bukan kehidupan jasmani. Menjadi tidak berarti menjadi orang kaya raya, punya kedudukan, gelar yang banyak dan terkenal tetapi tidak mempunyai kehidupan rohani yang baik. Lebih baik menjadi orang miskin, tetapi mempunyai kehidupan rohani yang baik. 

Anjing yang hidup lebih baik daripada singa yang mati. Anjing yang nilainya lebih kecil lebih baik dibandingkan dengan singa yang nilainya lebih tinggi tetapi mati. Orang yang kecil tetapi rohaninya hidup, lebih baik daripada orang besar tetapi rohaninya mati.

Hidup Dipimpin Roh

Supaya menjadi kehidupan rohani yang baik syaratnya harus dihidupkan oleh Roh, karena kehidupan daging tidak berguna. Setelah dihidupkan oleh Roh, maka kita baru bisa hidup dipimpin oleh Roh. Karena kalau hidup kita tidak dipimpin oleh Roh maka akan dipimpin oleh daging yang menuju ke dalam maut, sedangkan kalau hidup kita dipimpin oleh Roh maka akan hidup. Manfaat apabila hidup dipimpin oleh Roh :

1. Hidup dipimpin Roh akan memerdekakan kita dari hukum dosa dan hukum maut, sehingga kita tidak terikat lagi oleh dosa dan maut.

2. Kalau kita dipimpin Roh, maka kita akan menjadi milik-Nya, sebaliknya kalau hidup kita dipimpin oleh daging maka kita akan menjadi milik dunia.

3. Hidup dipimpin oleh Roh akan mematikan perbuatan-perbuatan tubuh, dan kita akan hidup. Tetapi kalau hidup dipimpin daging akan menghidupkan perbuatan-perbuatan tubuh, dan akan mati.

Ibadah Selama Covid-19

Saat ini umat kristiani aliran Pantekosta atau Karismatik sedang melakukan ibadah selama 10 hari, setelah peringatan Kenaikan Isa Almasih (KIA) sampai sepuluh hari ke depan, diakhiri pada hari kesepuluh atau disebut dengan turunnya Roh Kudus atau Pentakosta, yaitu 50 hari setelah peristiwa KIA. Seperti apa yang dipesankan Yesus kepada murid-murid-Nya untuk tetap tinggal di bait Allah dan berdoa bersama. 

Ada juga gereja aliran protestan yang mengadakan ibadah keluarga, yang dilakukan oleh masing-masing keluarga selama satu pekan setelah peringatan KIA. Dalam situasi PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) seperti sekarang ini, jemaat melakukan ibadah secara jarak jauh atau live streaming melalui channel YouTube. 

Bagi jemaat yang sudah terbiasa mempunyai persekutuan pribadi dengan Tuhan, ibadah jarak jauh menjadi hal yang bisa, tetapi bagi sebagian jemaat yang tidak mempunyai persekutuan pribadi dengan Tuhan, ibadah jarak jauh menjadi sesuatu yang asing. Walaupun sebenarnya banyak hikmah yang dapat kita ambil saat Covid-19 seperti ini :

1. Apabila Covid-19 mengakhiri dunia ini, itu artinya cara ibadah jarak jauh menggantikan cara ibadah yang selama ini berlangsung di gereja. Sebenarnya ibadah di rumah tidak mengurangi berkat yang Tuhan sediakan bagi umat-Nya.

2. Ibadah di rumah akan memulihkan keluarga, manakala keluarga dengan sungguh-sungguh beribadah, dengan tulus ikhlas dan kerelaan hati. Tuhan akan memberkati baik untuk kehidupan saat ini maupun yang akan datang.

3. Ibadah di rumah akan menghidupkan kembali kehidupan rohani, supaya lebih bergairah untuk mengenal Tuhan.

Kiranya Covid-19 menjadi momentum bagi kita supaya lebih dekat kepada Sang Pencipta, mempererat kembali hubungan antar anggota keluarga, saling memperhatikan, saling menguatkan, saling melayani sehingga membuat masing-masing anggota keluarga bernilai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun