Menuju Bank Sampah yang Berdaya
Pelatihan ini menegaskan satu hal penting: Bank Sampah yang tertib administrasi adalah sebuah kebutuhan, bagi internal pengurus maupun pihak eksternal masyarakat. Bank Sampah akan menjadi lebih dipercaya, lebih mudah mendapat dukungan, dan lebih mampu bertahan jangka panjang. Dengan sistem yang kuat, Bank Sampah tidak akan bergantung pada satu atau dua orang saja, melainkan berjalan sebagai lembaga yang mandiri.
Ketua Umum FORSEPSI dalam penutupannya menekankan bahwa SOP dan laporan keuangan adalah pondasi pertumbuhan Bank Sampah. Sebagai tindak lanjut, FORSEPSI akan menyediakan format/template laporan keuangan bagi anggotanya agar latihan ini bisa langsung dipraktikkan.Â
Pegadaian: Lingkungan dan Literasi Keuangan
Yang menarik, kegiatan ini tidak hanya memperkuat kelembagaan Bank Sampah, tetapi juga menjadi bagian dari kampanye literasi keuangan Pegadaian. Dengan konsep tabungan emas yang diperkenalkan, masyarakat diajak untuk memahami bahwa hasil pengelolaan sampah bisa ditransformasikan menjadi tabungan yang bermanfaat bagi masa depan: Tabungan yang MengEMASkan Indonesia, turut andil dalam menyiapkan Indonesia Emas 2045.
Kombinasi antara ekonomi sirkular dan literasi keuangan inilah yang membuat program ini berbeda. Sampah bukan lagi sekadar masalah, melainkan pintu masuk menuju masyarakat yang lebih mandiri, transparan, dan berdaya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI