Mohon tunggu...
Koteka Kompasiana
Koteka Kompasiana Mohon Tunggu... Administrasi - Komunitas Traveler Kompasiana

KOTeKA (Komunitas Traveler Kompasiana) Selalu dibawa kemana saja dan tiada gantinya. | Koteka adalah komunitas yang didesain untuk membebaskan jiwa-jiwa merdeka. | Anda bebas menuliskan apapun yang berkaitan dengan serba-serbi traveling. | Terbentuk: 20 April 2015, Founder: Pepih Nugraha, Co-founder: Wardah Fajri, Nanang Diyanto, Dhave Danang, Olive Bendon, Gana Stegmann, Arif Lukman Hakim, Isjet, Ella | Segeralah join FB @KOTeka (Komunitas Traveler Kompasiana) Twitter@kotekasiana, Instagram @kotekasiana dan like fanspage-nya. Senang jika menulis di Kompasiana, memberi tag Koteka dan Kotekasiana di tiap tulisan anda! E-mail: Kotekakompasiana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Event Komunitas Online Artikel Utama

Ayo, Tengok Dieng, Negeri di Atas Awan dalam Kotekatalk-98

15 Juli 2022   07:00 Diperbarui: 15 Juli 2022   16:46 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sabtu ini kita berkunjung ke tempat para dewa (dok.Koteka)

Teriakan minta tolong didengar seorang pemuda Eropa yang sedang berjemur di tepi danau. Lalu, ada seorang perempuan yang membantu pernafasan supaya air yang masuk di dalam tubuh Ruth keluar. 

Tidak ada nafas yang dihembuskan Ruth waktu itu.  Baru 10 menit kemudian, Ruth bernafas. Dipanggillah 911-nya Belanda. Dalam tempo sekian menit, Ruth dibawa helikopter menuju rumah sakit selama 1,5 jam. 

Setelah kejadian, dokter yang menangani menelpon mbak Retno. Waktu itu pukul 02.00 dini hari di Indonesia. Ditelpon nomor asing, luar negeri lagi, mbak Retno mengira itu penipuan. Namun setelah meyakinkan bahwa penelpon tidak menginginkan apapun darinya, ia pun percaya. 

Komunikasi dijalin setiap 30 menit sekali untuk mengabarkan kondisi up date Ruth yang dimasukkan dalam ruang pendingin untuk menyetarakan kondisi tubuh yang dingin dari air es Nedre dengan suhu ruangan, sebelum perawatan lebih lanjut. 

Beruntung organ-organ dalam Ruth tidak rusak. Setelah suhu tertentu, Ruth yang koma 5-6 hari, baru bisa dibangunkan oleh tim medis. 

Perihnya sang ibu tak hanya sampai di situ, membayangkan putrinya melawan maut sendirian tanpa keluarganya. 

Mbak Retno hanya bisa berdoa dari Indonesia. Dan tentu, mengurus keberangkatan ke sana yang tidak semudah membalikkan telapak tangan. 

Pertama, paspor mbak Retno sudah kadaluwarsa, dan hari itu adalah malam takbir hari Raya, artinya kantor-kantor tutup.  Paspor baru jadi tanggal 10 Mei 2022. 

Untuk mengurus visa, tidak ada kedutaan yang bisa membantu izin berkunjung ke Norwegia. Paspor harus dikirim ke Bangkok. Padahal di sana, tanggal 12-15 Mei 2022 adalah hari Waisak. Lagi-lagi kantor-kantor libur. 

Mbak Retno kemudian melampirkan cuplikan media massa di Eropa yang mengekspos kejadian putrinya tenggelam di danau Nedre. Visa pun jadi selama 24 jam. 

Rintangan berikutnya adalah, tidak ada tiket ke Belanda. Semua tiket habis. Baru pada H-1 (tanggal 21 Mei) ketika ada penumpang yang membatalkan tempat duduknya, ia mendapatkan tiket. Harganya sudah 50 jutaan rupiah padahal biasanya hanya 1/5 nya. Tuhan memang memberikan pertolongan pada umatnya yang kesusahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Event Komunitas Online Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun