Mohon tunggu...
Koteka Kompasiana
Koteka Kompasiana Mohon Tunggu... Administrasi - Komunitas Traveler Kompasiana

KOTeKA (Komunitas Traveler Kompasiana) Selalu dibawa kemana saja dan tiada gantinya. | Koteka adalah komunitas yang didesain untuk membebaskan jiwa-jiwa merdeka. | Anda bebas menuliskan apapun yang berkaitan dengan serba-serbi traveling. | Terbentuk: 20 April 2015, Founder: Pepih Nugraha, Co-founder: Wardah Fajri, Nanang Diyanto, Dhave Danang, Olive Bendon, Gana Stegmann, Arif Lukman Hakim, Isjet, Ella | Segeralah join FB @KOTeka (Komunitas Traveler Kompasiana) Twitter@kotekasiana, Instagram @kotekasiana dan like fanspage-nya. Senang jika menulis di Kompasiana, memberi tag Koteka dan Kotekasiana di tiap tulisan anda! E-mail: Kotekakompasiana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Event Komunitas Online Artikel Utama

Ayo, Tengok Dieng, Negeri di Atas Awan dalam Kotekatalk-98

15 Juli 2022   07:00 Diperbarui: 15 Juli 2022   16:46 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sabtu ini kita berkunjung ke tempat para dewa (dok.Koteka)

Tanggal 22 Mei 2022, mbak Retno bertemu dengan Ruth di Belanda. Berat badan Ruth yang tadinya 58 kg menjadi 39 kg alias hilang 20 kg pasca tenggelam. 

Yang mengkhawatirkan lagi adalah, Ruth tidak ingat bahwa ia ke Norwegia bersama teman-temannya, berenang di danau dan tenggelam. Ia hanya tahu, ia berada di Belanda, satu hari sebelum peristiwa yang hampir merenggut nyawanya itu. 

Selama 10 hari di Belanda, mbak Retno bahagia  bahwa Ruth semakin pulih, walaupun ingatannya belum sempurna. Berat badan Ruth sudah bertambah menjadi 45 kg. 

Sebelum kembali ke tanah air dan terapi supaya Ruth kembali ingat kejadian di danau, mbak Retno mengajak sang gadis ke Norwegia untuk berterima kasih kepada semua orang yang telah menolongnya pada hari itu. Mulai dari pemuda yang berjemur, perempuan yang memberikan pernafasan buatan, sampai tim medis di rumah sakit yang merawatnya. Bahkan, mbak Retno sowan ke KBRI Oslo dan KBRI Denhaag untuk berterima kasih dan pamitan. 

Apa yang bisa kita ambil hikmahnya dalam Kotekatalk kali itu?

Yang pertama, karena kita traveler suka jalan haruslah tetap hati-hati dan waspada. Jangan pergi sendirian, supaya kalau ada apa-apa ada yang siap membantu atau mencari bantuan.

Kedua, pelestarian budaya Indonesia harus kita pegang di manapun kita berada. Di Belanda, ada acara syukuran dengan upacara adat, di mana Ruth dikalungi Ulos. Kain tradisional Batak itu meruwat Ruth, menolak bala, supaya kejadian buruk nggak terulang. 

Kegiatan atas inisiatif dari salah satu staf dari KBRI di Belanda. Acara berdoa bersama dengan keluarga Ruth juga dilakukan secara online. Termasuk doa bersama di gereja Batak di  Belanda. 

Inisiatif sowan ke 2 KBRI dan tim penolong serta medis di Norwegia merupakan contoh balas budi yang biasa dilakukan orang Indonesia untuk mengucapkan terima kasih. Menghadap sendiri. 

Ketiga, betapa kecepatan penanganan pasien gawat darurat di Eropa seperti Norwegia sangat bagus. Tidak perlu ditanya punya kartu Askes tidak, mampu bayar perawatan nanti tidak, mau tanda tangan pernyataan tidak, pasien langsung diangkut dengan helikopter untuk mempercepat kedatangan ke rumah sakit yang mampu membantu pasien.

Keempat, ujian keimanan manusia ada di peristiwa naas ini. Jika tidak kuat, bisa sakit atau tidak percaya keajaiban Tuhan ada di mana-mana. Dukungan doa dari orang-orang terdekat juga merupakan gambaran keimanan manusia terhadap Sang Khalik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Event Komunitas Online Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun