Sandeq, perahu layar tradisional khas Mandar, telah menjadi ikon budaya maritim Sulawesi Barat.
Dalam upaya melestarikan dan mempromosikan warisan ini, muncul dua nama acara yang mencolok: Sandeq Race dan Sandeq Siluba.
Keduanya mengusung misi serupa, yakni membumikan budaya bahari Mandar di tingkat nasional dan internasional.
Namun, dari segi branding dan promosi, terdapat perbedaan signifikan antara keduanya. Berikut perbandingannya:
1. Daya Tarik Global: Sandeq Race Lebih Universal
Nama Sandeq Race memiliki keunggulan dalam daya tarik internasional. Kata "Race" secara langsung menyiratkan perlombaan atau balapan, istilah yang mudah dipahami oleh audiens global tanpa perlu banyak penjelasan.Â
Ini memberikan keuntungan dalam promosi ke luar negeri, termasuk potensi diliput media internasional, masuk ke kalender wisata bahari dunia, hingga menarik wisatawan mancanegara.
Sebaliknya, Siluba Sandeq memiliki nuansa yang lebih lokal dan memerlukan penjelasan tambahan. Kata "Siluba" (dalam bahasa Mandar berarti berlayar bersama atau melaju bersama) kurang familiar di luar konteks budaya Mandar, sehingga secara branding lebih sulit menembus pasar global tanpa kampanye interpretatif yang intens.
2. Kekuatan Emosional dan Budaya Lokal: Siluba Sandeq Lebih Dekat dengan Masyarakat
Meski kurang universal, Siluba Sandeq memiliki kekuatan pada aspek emosional dan identitas budaya. Nama ini menyuarakan semangat kebersamaan dan filosofi orang Mandar, menjadikannya lebih mengakar di hati masyarakat lokal.Â