Alat tambahan seperti cooling pad bisa membantu meningkatkan sirkulasi udara dari bawah laptop. Selain itu, menggunakan penyangga laptop juga bisa mencegah ventilasi tertutup dan memperlancar aliran udara.
4. Pastikan Lingkungan Sekitar Sejuk dan Bersih
Hindari menggunakan laptop di ruangan panas, berdebu, atau dengan sirkulasi udara yang buruk. Gunakan di ruangan dengan kipas angin atau AC agar suhu sekitar membantu mendinginkan laptop secara alami.
5. Cek Penggunaan Aplikasi
Meski hanya digunakan ringan, ada kalanya aplikasi yang berjalan di background memakan sumber daya besar tanpa disadari. Buka Task Manager dan periksa aplikasi mana yang menggunakan CPU tinggi, lalu tutup jika tidak diperlukan.
Kapan Harus Menganggap Ini Wajar?
Tidak semua panas adalah masalah. Beberapa laptop memang memiliki suhu kerja yang cenderung lebih tinggi. Jika Anda menggunakan laptop tipis dengan spesifikasi pas-pasan, lalu menjalankan beberapa aplikasi ringan secara bersamaan, peningkatan suhu adalah hal yang normal.
Namun, jika suhu terus naik hingga terasa panas di tangan, kipas terus berdengung, atau performa mulai melambat, maka sebaiknya Anda melakukan pemeriksaan seperti yang dijelaskan sebelumnya.
Laptop yang cepat panas meskipun tidak digunakan untuk aktivitas berat bisa disebabkan oleh debu di kipas, thermal paste yang mengering, ventilasi tertutup, atau desain sistem pendingin yang terbatas. Kondisi ini sebetulnya umum, tapi tetap perlu diperhatikan karena bisa berujung pada kerusakan jangka panjang.
Melakukan perawatan berkala, seperti membersihkan komponen dalam, mengganti thermal paste, serta menjaga aliran udara di sekitar laptop, merupakan solusi efektif untuk mengatasi masalah ini. Jika laptop Anda memang dirancang untuk penggunaan ringan, maka tetap pastikan untuk menjaga kebersihannya dan menggunakannya dengan bijak. Jangan tunggu sampai laptop Anda benar-benar overheat dan rusak. Perawatan rutin adalah investasi jangka panjang agar laptop tetap awet, dingin, dan nyaman digunakan kapan pun Anda butuh.