Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Mencari Kunci untuk Kecerdasan Buatan Sendiri

20 Februari 2023   07:58 Diperbarui: 24 Februari 2023   05:58 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Saya belum tahu pasti, tapi saya pikir-pikir mungkin dari situ (appen.com) juga ChatGPT itu. Jadi mereka itu suka ngasih pertanyaan tentang pendapat kita, tentang segala macam masalah terus kita dibayar. Kemarin-kemarin saya coba-coba wah jangan-jangan dari situ, dari jawaban-jawaban atau opini-opini yang kita submit," katanya.

Dikatakannya kecerdasan buatan bukan sesuatu yang baru. Kecerdasan buatan sudah ada sejak lama, hanya saja kini kecerdasan buatan dikonversikan ke dalam teknologi dan semakin terdengar ketika kemunculan ChatGPT.

Veronika menilai kehadiran kecerdasan buatan tidak akan menggantikan manusia. Sebab, sebenarnya, manusia itu sendiri yang membuat kecerdasannya melalui mesin.

"Ai itu kan dibuat oleh manusia berdasarkan data, jadi data-datanya diinput ke AI dan AI mempelajarinya. Itu kan sebenarnya segala sesuatu yang dibuat manusia jadi mereka mempelajari kebiasaan manusia, kini terbentuklah kecerdasan buatan. Jadi kalau dibilang AI akan manusia, engga, karena itu harus terus di-update, sementara kita manusia harus terus belajar. Kalau tidak, lama-lama akan ketinggalan," ujarnya.

Walakin, Veronika mengamini bahwa akan ada profesi-profesi yang akan tergantikan dengan adanya kecerdasan buatan. Profesi ini umumnya bekerja dengan tahapan atau langkah-langkah yang sudah pasti.

Dia mencontohkan, berdasarkan pengalamannya, profesi IT di sebuah bank pada posisi tertentu yang bekerja untuk supply data dengan query-query yang ada nantinya berpotensi tergantikan dengan kecerdasan buatan

"Kalau step by step-nya sudah jelas seperti itu, bisa digantikan teknologi. Kalau belum jelas, kan, tidak bisa dikonversi ke teknologi. Seperti itu yang akan hilang nantinya," ungkapnya.

Kecintaan Veronika terhadap profesinya saat ini bermula dari kesukaannya pada matematika kala mengenyam pendidikan diploma di Politeknik ITB. Setelah lulus, Veronika bekerja sebagai programmer dan system analyst.

Cukup lama bekerja di beberapa perusahaan, akhirnya wanita yang pernah meraih IBM Certified Specialist ini memutuskan untuk menjadi Konsultan IT yang berfokus pada Solution Architect, spesialisai data modeling dan analisis.

"Saya itu orangnya gampang bosan, tidak terikat dengan jam kerja, jadinya lebih enak kerja sebagai konsultan saja," ungkapnya.

Persaingan Kecerdasan Buatan

Kehadiran ChatGPT bukan saja menyadarkan kita atas kehadiran kecerdasan buatan, melainkan tengah membuka lembar baru persaingan teknologi AI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun