Semula berjalan biasa saja hingga akhirnya kita mulai dinilai orang lain dengan cara membanding-bandingkannya.
Entah itu dibandingkan secara baik maupun hal-hal yang tidak mengenakan.
Akan tetapi, kadang seperti itulah cara menilai dengan mudah: membandingkan satu dengan lainnya, lalu lihat mana yang lebih baik, dan mana yang tidak.
Namun, mengapa orang begitu senang menilai kita dan membandingkannya dengan orang lain?
Selain konten seputar cara orang lain menilai kita, masih ada konten menarik dan terpopuler lainnya  di Kompasiana: dari kerugian menjalani HTS-an hingga konflik yang terjadi di Afghanistan.
1. Mengapa Orang Senang Membanding-bandingkan?
Pernahkah kita melihat teman atau kerabat yang kerap membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain? Atau malah kita sendiri juga kerap melakukan hal serupa?
Ternyata ini alasannya mengapa kita kerap membandingkan diri dengan orang lain. (Baca selengkapnya)
2. Menghitung Kerugian Moril dan Materil dari Hubungan Tanpa Status
HTS semakin banyak memakan korban, seiring dengan makin gampangnya interaksi antar insan yang berlainan jenis baik secara online maupun offline.
Hanya, disadari atau tidak, dalam perbincangan dengan topik HTS, wanita sering diposisikan sebagai korban. (Baca selengkapnya)Â
3. Etika Memberi Nomor Ponsel untuk Agen Pinjol
Pernahkah Anda merasa terganggu, suatu ketika diusik oleh nomor tidak dikenal, dikirim pesan bahkan dihubungi terkait pinjol?
Anda hanya diminta bantuan untuk menghubungi rekan Anda yang telah memberikan nomor Anda ke agen pinjol. Ya, rekan itulah yang berutang. (Baca selengkapnya)
4. Tubuh Perempuan Sebenarnya Milik Siapa?
Konsep otoritas tubuh sejatinya adalah setiap tubuh, baik milik laki-laki maupun perempuan, adalah milik individu bukan milik kelompok.
Bahasan tentang otoritas tubuh perempuan memang sangat kompleks dan memiliki banyak pendapat. (Baca selengkapnya)
5. Krisis Afghanistan: Kejatuhan Kabul, Kenapa Bisa Terjadi?
Taliban secara sangat strategis menggunakan propaganda dan operasi psikologis melawan tentara Afghanistan.
Alih-alih menyatakan perang habis-habisan, Taliban mengirim pesan teks ke tentara Afghanistan. (Baca selengkapnya)