Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Selain Subsidi Listrik Gratis dari PLN, Kita Juga Tetap Bisa Berhemat

2 Maret 2021   15:53 Diperbarui: 29 Maret 2021   13:53 1102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi hemat listrik. (sumber: PIXABAY/SAKULICH via kompas.com)

Sejak April 2020, program subsidi listrik tersebut diperpanjang kembali pada tahun 2021, dan dipastikan akan berlaku hingga Maret.

Sedangkan untuk besaran subsidi yang diberikan pemerintah melalui PLN pada 2021 sama dengan besaran yang telah diberikan pada 2020.

Seperti dikutip dari kompas.com, subsidi listrik bagi pelanggan PLN tersebut terbagi menjadi 3 yakni:

- Diskon 100 persen untuk pelanggan listrik kategori 450 VA

- Diskon 50 persen kepada pelanggan kategori daya 900 VA bersubsidi yang terdata dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) di Kementerian Sosial

- Pelanggan bisnis dan industri daya 450 VA yang akan diberikan diskon 100 persen tagihan listrik

Akan tetapi jika merasa kesulitan untuk mendapat subsidi listrik, barangkali, sehingga menghemat listrik bisa jadi solusi untuk menanggulangi tingginya biaya.

Manfaat pertama yang kita dapatkan dari menghemat listrik, tulis Kompasianer Trio Hamdani adalah biaya tagihan listrik bulanan kita menjadi lebih ringan.

"Berkat penghematan listrik tersebut maka kita juga menghemat pengeluaran tiap bulan dan duit tersebut dapat kita alirkan untuk kebutuhan lain yang lebih penting," tambahnya.

Sebagai contoh untuk hal yang paling sederhana saja, tapi acap kali kita abai yaitu mengurangi pemakaian lampu pada beban puncak.

Kompasianer Alamsyah Marwan Hamdi menulis bahwa puncak pemakaian listrik itu ada pada pukul 17.00 - 22.00.

Pada beban puncak tersebut, tulis Kompasianer Alamsyah Marwan Hamdi, tenaga listrik yang terpakai akan lebih besar daripada di luar beban puncak

"Untuk itu kalau memungkinkan kita kurangi pemakaian listrik minimal 50 watt pada jam beban puncak, sehingga kita dapat lebih hemat listrik," lanjutnya.

Bisa juga mengikuti saran dari Kompasianer Ridha Afzal semisal: mengurangi watt pada lampu.

"Kalau cukup 10 Watt dengan Lampu Saving, mengapa harus 15 Watt? Prinsip ini penting," tulisnya.

Untuk hitung-hitungannya, Kompasianer Ridha Afzal menganalogikan dengan selisih 5 watt tadi.

"Jika ada 10 lampu, maka 5x10 = 50 Watt, kemudian kalikan 30 hari. Meski selisihnya sekadar 50 ribu per bulan, bagaimana dengan setahun? 600 ribu!" lanjut Kompasianer Ridha Afzal.

Itu baru sekadar lampu untuk di rumah, bagaimana dengan peralatan elektronik lainnya seperti kulkas.

Kompasianer Ahmad Mujtahidin mengingatkan untuk pemakaian kulkas yang tidak teratur dan tidak sesuai prosedur sehingga akan membuat pemakaian listrik menjadi boros

"Beberapa keluarga saat menggunakan kulkas, lebih sering membuka pintu kulkas terlalu lama, hal ini akan membuat kulkas bekerja secara keras dalam menghabiskan banyak energi, sehingga membuat pemakaian tenaga listrik meningkat," tulisnya.

Jadi, ada yang bisa dan biasa Kompasianer hemat untuk pemakaian listrik di rumah? Yuk, share!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun