Sebagai contoh, Kompasianer Novanda Fatih memfokuskan pada sektor rumah tangga dapat menjaga kesehatan keuangan dalam mengelola keuangan yang dimiliki. Sebab tujuannya untuk memudahkan dalam membuat alokasi kebutuhan.
"Kalkulasikan seluruh pendapatan rumah tangga, baik dari pendapatan utama maupun sampingan. Pada kondisi Covid-19 ini, bagi rumah tangga korban PHK, disarankan untuk memaksimalkan uang pesangon. Perhitungkan seberapa lama dana pesangon dapat mencukupi kebutuhan rutin," tulisnya.
Pertanyaan selanjutnya, bagaiamana dengan sektor lain? Mengutip Litbang Kompas, adanya optimisme konsumen terhadap ekonomi dalam enam bulan ke depan seiring dengan meredanya Covid-19.
Ekspektasi terhadap kegiatan usaha, penghasilan, dan tersedianya lapangan kerja pada enam bulan yang akan datang juga menguat.
Kompasianer Didno bahkan menceritakan bagaimana cara orang desa selama ini mencoba bertahan di antara himpitan pandemi.
"Masyarakat di desa membeli bahan makanan atau barang-barang kebutuhan sehari-hari sewajarnya baik di pasar maupun mini market. Terbukti barang-barang di mini market pun tidak ada yang sampai kosong seperti beras, dan minyak sayur," tulisnya.
Tidak hanya itu, sayuran di dapat dari yang mereka tanam. Bisa juga dengan menjalankan hobi (baru) selama di rumah, seperti yang dituliskan Kompasianer Arby Soekiman.
"Iya saya giat berkebun sayuran dan memelihara ikan sejak lama, meski hanya sekadar hobi. Hasilnya ya, minimal saya bisa menikmati hari selama di rumah saja dengan prasangka yang jua postif," tulisnya.
Dengan pekarangan yang cukup luas di rumahnya, Kompasianer Arby Soekiman menanam kebun hidroponik selada, kangkung, dan cabai. Setiap kali panen, tulisnya, cukup untuk ketahanan pangan internal keluarga
Malah jika ada hasil panen berlebih, Kompasianer Arby Soekiman juga biasanya menawarkan kepada tetangga satu ring di wilayah komplek perumahan sekitarnya.
Tidak hanya sayuran, Kompasianer Arby Soekiman juga beternak lele. Terkadang dalam seminggu ia bisa panen 3 kali.