Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Benarkah Selingkuh Tidak Bisa Diobati?

18 Juli 2025   15:11 Diperbarui: 18 Juli 2025   15:46 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Menyesali perbuatan selingkuh. (Diolah kompasiana dari PEXELS/RODNAE PRODUCTION via kompas.com)

Siapa yang percaya kalau selingkuh itu sebuah "penyakit"? Jika percaya, berarti bisa, dong, selingkuh itu diobati?

Ya, secara medis atau klinis bahwa selingkuh itu bukan penyakit. Akan tetapi, sebagai metaforis, sepakat bahwa perselingkuhan dan segala hal yang mengarah ke sana merupakan sesuatu yang dapat puya daya rusak terhadap hubungan.

Selain masalah keuangan, selingkuh sering dianggap sebagai dosa paling mematikan dalam hubungan.

Bekasnya tidak terlihat, tetapi sakitnya bisa membuat seorang trauma akan sedihnya diselingkuhi.

Itu baru dari POV korbannya, belum lagi dari orang yang melakukannya. Sekali seseorang selingkuh, maka besar kemungkinan akan mengulanginya lagi.

Sebagaimana tindak kejatahan, selingkuh bisa terjadi bukan sekadar adanya niat, tatapi kesempatan --begitu kata Bang Napi.

Lihat bagaimana isu yang berkembang belakang ini soal seorang CEO yang selingkuh dengan kepala HRD saat nonton konser Coldplay? Bagaimana mungkin itu bisa terjadi?

Jadi, apakah Kompasianer punya pengalaman terkait masalah perselingkuhan ini? Bagaimana pengampunan dan pemulihan atas tindakan selingkuh?

Adakah caranya mengerem diri dan hasrat untuk tidak selingkuh? Kalau memang ada, bagaimana caranya?

Silakan tambah label Mengobati Selingkuh (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun