Kompasianer pernah dalam satu situasi ternyata ada satu anggota keluarga yang punya masalah utang-piutang, tetapi tanpa sepengetahun yang lain?
Apa yang membuat akhirnya itu ketahuan oleh anggota keluarga yang lain? Lalu, bagaimana penyelesaiannya?
Permasalahan utang-piutang ini sifatnya sensitif, jadi jarang dibahas, sampai akhirnya kita tahu ada anggota keluarga lain yang memiliki masalahnya.
Tidak hanya itu, banyak dari kita yang justru menutup-nutupi masalah ini, bahkan dari pasangan sendiri.
Perlu diakui atau tidak, masalah utang ini adalah sumber terbesar keutuhan keluarga. Tidak sedikit pertengkaran, kekecewaan, hingga paling ekstrem: perceraian.
Akan tetapi kita juga tidak bisa langsung menyalahkan tanpa tahu alasannya, bukan? Pada hakikatnya, masalah utang bisa hadir karena pendapatan nyatanya tidak bisa mencukupi kebutuhan.
Jadi, bagaimana Kompasianer bisa mengomunikasikan masalah sesensitif ini di keluarga? Setelah itu, bagaimana caranya agar masalah ini tidak terulang?
Permalasahan utang mungkin bisa selesaikan dengan melunasinya, tetapi hubungan yang kadung "terluka", bagaimana mengobatinya?
Ceritakan, dong, pengalaman yang Kompasianer miliki terkait topik berikut dengan manambahkan label Utang Keluarga (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI