Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Memang Kenapa Jika Ada Penjurusan (Lagi) di SMA?

16 April 2025   15:47 Diperbarui: 16 April 2025   17:53 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Zenius Education/Kompas.com | Gambar diolah Kompasiana 

Kompasianer masih ingat waktu pertama kali disuruh memilih jurusan di SMA? Deg-degan nggak sih? Apa saja pergulatan yang dialami saat harus memilih salah satu jurusan?

Memilih jurusan di SMA itu bukan cuma soal belajar IPA, IPS, atau Bahasa. Buat banyak siswa, ini seperti diminta memilih masa depan di usia yang bahkan belum cukup umur untuk membuat KTP.

Sekarang, setelah sempat dihapus lewat Kurikulum Merdeka, sistem penjurusan akan diberlakukan kembali. Pertanyaannya, sudah siapkah semua pihak?

Di sisi siswa, memilih jurusan kadang jadi tekanan tersendiri. Ada yang memilih karena ikut-ikutan teman, ada yang merasa "dipaksa" masuk jurusan tertentu karena dianggap lebih "prestisius", dan ada juga yang belum tahu sebenarnya mereka cocoknya di mana. Bagi siswa, jurusan bisa jadi awal dari stres, atau justru titik awal mengenal diri.

Bagi orangtua, ini juga bukan keputusan kecil. Ada rasa ingin membantu, tapi juga takut salah arah. Apakah anak perlu diarahkan, didampingi, atau dibiarkan memilih sendiri? Ikut mendorong anak ke jurusan "favorit" atau biarkan pilih sesuai minat? Bagaimana jika pilihan anak ternyata jauh dari harapan orangtua?

Guru pun tak kalah punya beban. Kembalinya jurusan bisa berarti pembelajaran jadi lebih terarah, tapi juga menuntut mereka untuk kembali beradaptasi---dari pola ajar sampai pendekatan ke siswa dan orangtua.

Nah, dari sini muncul pertanyaan lain: Kira-kira, penjurusan (lagi) di SMA ini akan membuat siswa jadi lebih siap atau malah makin bingung? Bagaimana nasib siswa yang sudah kadung nyaman belajar lintas minat dan jurusan, seperti suka Biologi tapi juga cinta Ekonomi?

Sementara itu, apa iya penjurusan ini solusi tepat atau justru langkah mundur? Atau malah membuat siswa merasa terkekang karena belum tentu jurusan yang dipilih sesuai dengan minat atau potensi?

Kompasianer punya pengalaman saat dulu memilih jurusan, atau mungkin punya anak, adik, atau murid yang lagi galau karena penjurusan ini?

Silakan tambah label Penjurusan di SMA (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat, ya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun