Kompasianer, apakah kamu termasuk orang yang suka pilih-pilih makanan? Benarkah itu akibat ketika semasa kecil yang kemudian terbawa hingga dewasa?
Apakah dulu ada usaha dari orang tua yang dilakukan untuk "memaksa" tetapi, tetap saja tidak suka makanan tersebut?
Belakangan ini di media sosial X ramai mengenai Parenting VOC yang fokus pada bagaimana orang tua dengan susah payah memberi makan anaknya.
Warganet berpendapat bahwa, Parenting VOC dianggap lebih baik daripada menyuapkan anak makan sambil diberi tontonan YouTube, TikTok, Baby-shark dll.
Perlu diketahui juga, istilah Parenting VOC alias gaya pengasuhan otoriter pola asuh yang menerapkan kedisiplinan dan aturan ketat.
Penggunaan VOC juga diambil dari singkatan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) sebagai metafora pengasuhan.
Lebih lanjut mengenai Parenting VOC, sebagian orangtua menganggap, kedisiplinan dan aturan ketat berdampak baik pada anak.
Akan tetapi yang jadi pertanyaan besarnya: apakah cocok diterapkan pada anak zaman sekarang?
Atau, Kompasianer punya metode sendiri agar anak tidak lagi picky eater?
Terlebih tidak lagi pilih-pilih makanan dan bisa bebas dari ketergantungan gadget untuk makan? Punya pengalaman seputar itu? Ceritakan, dong, sertakan juga label Parenting VOC (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.