Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Jangan Tergiur Cuan, Bisnis Kuliner Harus Paham "Biaya Siluman"

23 September 2022   12:41 Diperbarui: 23 September 2022   20:29 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minuman berkisar antara 10-15%
Makanan ringan (appertizer atau dessert) biasanya 20-25%, sementara
Makanan berat berada pada range 25-40%.

Angka ini cukup aman bagi pengusaha kuliner untuk mendapatkan cuan yang lumayan. Meskipun begitu masih ada lagi beberapa hal yang perlu diwaspadai.

Tentunya yang utama adalah biaya operasional yang harus dikeluarkan, dan biaya investasi yang harus dikembalikan.

Biaya operasional terbagi menjadi dua bagian, yakni biaya tetap dan tidak tetap. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah. Tidak terpengaruh oleh omzet penjualan.

Contoh biaya tetap adalah pengeluaran gaji karyawan, biaya listrik, cicilan tetap, atau ongkos sewa bulanan.

Sementara biaya tidak tetap tergantung dari kondisi usaha. Misalkan, sebuah tempat makan yang ramai harus menyediakan lebih banyak tenaga kerja paruh waktu atau membayar lembur pegawainya. Jika bisnis kembali sepi, maka biaya tersebut bisa ditiadakan.

Ada juga yang namanya biaya investasi (investment cost) Ini adalah biaya yang harus dikeluarkan di depan. Oleh karenanya, pebisnis harus mengalokasikan cuannya untuk mengembalikan modal yang sudah mereka keluarkan.

Contoh seperti, sewa tempat, biaya renovasi, atau pembelian mesin produksi. Untuk biaya sewa tempat yang dibayar sekaligus, pemilik usaha biasanya memiliki target bulanan atau tahunan untuk memenuhinya.

Di dalam istilah akuntansi, biasanya pengalokasian biaya ini disebut dengan biaya depresiasi (biaya penyusutan). Namun, pemilik usaha juga bisa menggunakan biaya ini sebagai tambahan target keuntungan.

Sebagai contoh, harga kontrak lokasi usaha adalah 12 juta rupiah per tahun. Pemilik usaha mengontrak tempat tersebut selama 5 tahun. Biaya yang ia keluarkan di depan adalah 60 juta rupiah.

Untuk mengembalikan biaya investasi tersebut, setiap bulan harus ada satu juta rupiah yang dialokasikan secara terpisah, sehingga dalam tempo 5 tahun, biaya investasi tersebut bisa terkumpul kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun