Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Menyiasati "Bad Debt" Pelanggan yang Ogah Membayar Utang

7 September 2022   06:39 Diperbarui: 7 September 2022   08:26 2677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bad debt (Sumber:HaloMoney.co.id via money.kompas.com)

Seorang pelanggan mulai menjajaki produk yang saya jual. Setelah tiga kali berbelanja dengan jumlah yang lumayan banyak, ia pun meminta keringanan pembayaran.

Sekali dua kali masih bagus. Kali ketiga ia mulai menunda-nunda. Dari puluhan juta, ia hanya menyicil 500 ribu per bulan. Ketika saya mendatangi tokonya yang kelihatannya masih ramai, ia menangis tersedu-sedu. Katanya sih, banyak pelanggannya yang tidak membayar. Aku pun pulang dengan hati yang tidak kalah sendu.

Beberapa minggu kemudian saya mendengar kabar. Ternyata si pelanggan sudah memiliki rekam jejak yang kurang bagus. Bisnisnya memang besar, followersnya di medsos saja mencapai 10K. Wow!

Dulunya dia mengambil barang langsung dari supplier, tidak melalui toko grosir milikku. Tapi, lama kelamaan dia mulai mencederai kepercayaan. Tidak lagi membayar utang. Alhasil saya merasa seperti orang tolol, menjadi sasaran "kejahatan" dari kebiasaannya.

Nah, cukuplah berkeluh kesah. Saya akan menuangkan beberapa ide yang sudah saya terapkan di toko. Siapa tahu saja kamu, kamu, dan kamu bisa merasakan manfaat darinya.

Mengenali Pelanggan

Pelanggan yang datang di toko memang harus dikenal. Itu adalah bagian dari customer service, agar mereka betah berbelanja lagi. Bagi yang sudah akrab, biasanya keringanan pembayaran akan diminta.

Jika memang sudah seperti itu, resiko mulai muncul. Seyogyanya tidak langsung diberikan. Cari tahu dulu siapakah mereka, sedetail-detailnya laksana ia adalah calon menantumu.

Memang teorinya sih mudah, tetapi pelaksanaannya terkadang sulit. Jadi, cara yang terbaik adalah mencari informasi sebanyak yang kita mampu. Bisa meminta pertimbangan karyawan, informasi pelanggan lainnya, atau juga seseorang yang mengenalnya.

Intinya adalah jangan langsung percaya. Jika ia mendesak, segera salahkan istri atau suamimu. "Maaf, saya harus nanya beib saya dulu ya, soalnya dia orangnya galak." Gitu kira-kira.

Jangan tergiur dengan janji surga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun