Saya kembali merenung. Apakah yang terjadi? Kemampuan akademik jelas tidak memiliki standar ganda. Kasarnya, kalau pintar ya pintar.
Jadi, dimana letak masalahnya dong?
Apakah karena keterbatasan tempat? Atau karena masalah birokrasi? Atau mungkin karena pendidikan di Indonesia memang memiliki standarnya sendiri?
Atau jangan-jangan memang karena masalah anggaran, seperti yang disampaikan oleh Pak Menteri Nadiem.
Saya belum bisa menjawab. Karena sampai hari ini saya masih penasaran, mengapa Kelly anak saya tidak lulus di PTS Indonesia pilihannya.
**
**
Acek Rudy for Kompasiana
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!