Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pernyataan Nadiem dan 100 Universitas Terbaik Dunia

28 Juni 2022   21:17 Diperbarui: 28 Juni 2022   21:30 1145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pernyataan Nadiem dan Top 100 Ranking Universitas Dunia (gambar; voi.id, jawapos, detik.com, binus.ac.id, diolah pribadi)

Mendikbudristek, Nadiem Makarim baru saja menyatakan bahwa perguruan tinggi Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan dengan negara lain. Ini dari sisi pendanaan.

Saat ini rata-rata pengeluaran pendanaan perguruan tinggi Indonesia berada di angka US$ 2.000 per tahun. Ia membandingkan dengan India dan Malaysia yang sudah mencapai US$3.000 dan US$ 7.000. Sementara di Kawasan Asia Tenggara, Singapura adalah yang tertinggi, yakni US$ 15.000.

Menurut Nadiem, itu karena perguruan tinggi di Indonesia hanya mengandalkan bantuan pemerintah dan Uang Kuliah Tunggal (UKT). Sementara di negara lain sudah lebih maju, penggalangan dana dari sektor swasta dan alumni sudah cukup mapan.

Nadiem memberikan contoh tiga universitas kelas dunia, Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Harvard University dari AS, serta Nanyang Technology University (NTU), Singapura.

Lalu dampaknya akan seperti apa? Saya bukan pemerhati atau praktisi pendidikan. Tapi, saya adalah orang yang sangat peduli terhadap pendidikan. Bagi saya, itu adalah hal yang sangat penting.

Jika mampu dan bisa memilih, tentunya universitas terbaik yang akan kupilih. Syahdan, pada saat anak-anakku mulai memilih kampus, saya menyarankan dua universitas top Indonesia.

Sayangnya kedua anak saya tidak berminat. Alasannya? Tidak pede. Harapan saya terlalu tinggi kata mereka.

"Susah masuknya, Pa," demikian kata Kelly, putri semata wayangku.

Ia lebih memilih kuliah di perguruan tinggi swasta di Jakarta. Saya pun menyuruhnya untuk mengikuti tes. Alhasil ia tidak lulus.

Akhirnya dengan sedikit tabungan dan hasil menjual asset, saya pun menyekolahkannya di Australia. Mengikuti jejak kakaknya Reinhard yang sudah lebih duluan setahun di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun