Sudah seribu pagi kuabaikan sapa. Kopi hitam pudar rasanya. Harum melati entah dimana.
Biasanya aku memelukmu, sayang
**
Sudah seribu siang kuterbakar matahari. Enggan rasanya pindah dari sini. Bersama dalam ayunan ini.
Biasanya aku menciummu, sayang
**
Sudah seribu senja kuterhempas penantian. Berharap semilir angin membawa keajaiban. Ribu bayang terbias angan.
Biasanya aku menyambutmu, sayang
**
Sudah seribu malam kutertipu sang rembulan. Salam pun engkau tak punya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!