Tepatnya pada tanggal 6 Juni 1989, entah bagaimana Tsutomu kembali berhasil menyergap Nomoto. Sang gadis malang pun tewas dicekik.
Tapi, kali ini aksi Tsutomu agak berbeda. Ia membawa pulang mayat Nomoto. Selama dua hari, Nomoto menjadi mainan Tsutomu.
Sang lelaki habis-habisan memperkosa jasad yang sudah membeku itu. Ia bahkan berbagi Kasur dengan tubuh kecil yang sudah mulai membusuk.
Setelah itu, Tsutomu kemudian memutilasi tubuh Nomoto. Meminum darahnya dan memakan dagingnya yang ia panggang di belakang rumah.
Agar tidak mudah ketahuan, Tsutomu memisahkan tubuh yang telah ia mutilasi. Sebagian dibuang di toilet umum, sebagian ditaruh di bukit, sisanya lagi di dalam rumahnya sendiri.
Aksi yang Gagal
Tsutomu tidak dapat menahan kegilaannya. Aksi brutalnya sudah layak candu bagi jiwanya yang bengis.
Pada tanggal 23 Juli 1989, dua orang anak putri yang sedang bermain di pinggiran kota dijambanginya. Satunya berhasil kabur, satunya lagi masuk perangkap.
Di dalam mobil Tsutomu, anak kecil yang sudah telanjang itu ketakutan. Tsutomu sibuk memotretnya. Untungnya kakaknya yang berhasil melarikan diri mengadu ke ayahnya.
Namun, Tsutomu kembali meloloskan diri. Tapi, ia juga masih belum kapok. Tak berapa lama ia kembali lagi ke TKP. Mungkin mengharapkan sang gadis kecil masih bermain di sana.
Tertangkap
Sesuai deskripsi ayah korban, polisi berhasil mengidentifikasi rumah Tsutomu. Apa yang ditemukan di rumah Tsutomu, benar-benar mencengangkan. Sisa tubuh korban, komik manga, rekaman video porno anime, dan juga video dirinya sedang menyetubuhi mayat korban.
Muncullah julukan Otaku si pembunuh
Tsutomu memang benar-benar binatang. Sepanjang persidangan ia tak pernah menunjukkan rasa bersalah. Tidak ada permintaan maaf kepada keluarga korban. Ia bahkan lebih banyak tertidur lelap.