Mengambil foto-foto para gadis mahasiswi dan menggunakannya sebagai objek masturbasi. Yang lebih menjijikkan lagi, Tsutomu pernah kedapatan mengintip saudari perempuannya sendiri pada saat sedang mandi.
Tidak hanya cabul, Tsutomu juga memiliki perangai yang agresif. Ia menyerang ibunya sendiri ketika ditegur.
Pembunuhan Pertama
Suatu waktu Tsutomu sedang mengendarai mobilnya dari Itsukaichi ke Tokyo. Di tengah jalan ia bertemu dengan Mari Konno, seorang gadis berusia empat tahun.
Tsutomu yang ramah dengan mudah mengelabui anak kecil itu. Mari Konno masuk dalam jebakan. Ia diajak berkeliling hingga menuju ke area sepi penuh pepohonan.
Mari Konno pun dicekik. Jasadnya ditelanjangi dan disetubuhi. Tsutomu bahkan mengabadikan seluruh kejadian mengerikan itu dengan kameranya.
Lantas mayatnya yang sudah kaku digelindingkan begitu saja dari atas bukit. Tsutomu pun merasa puas. Baju Mari Konno ia bawa pulang sebagai kenang-kenangan. Â
Tapi, Tsutomu memang gila. Kendati kasus hilangnya Mari Konno sudah ditangani polisi, ia masih saja bolak-balik ke tempat pembuangan mayat sang gadis kecil.
Ia membawa pulang bagian lengan dan kaki Mari Konno. Sisanya ia bakar. Abu jasad ia masukkan dalam kotak. Lengkap dengan gigi dan foto baju korban. Dikirimkannya ke rumah orangtua Mari Konno.
Lengkap dengan surat. Isinya; "Mari (Konno). Tulang. Kremasi. Investigasi. Bukti!"
Polisi langsung bertindak cepat. Kasus hilangnya Mari Konno dinyatakan sebagai pembunuhan. Pengumuman pun dengan cepat beredar. Para orangtua diminta untuk menjaga anak-anaknya.
Pembunuhan Kedua dan Ketiga
Terjadi pada tahun 1988. Tidak lama selang pembunuhan Mari Konno. Lokasinya juga sama. Kali ini korbannya adalah Masami Yoshizawa (7 tahun) dan Erika Nanba (4 tahun).