Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jaringan Imran, Mengulik Isi Otak Teroris 40 Tahun yang Lalu

2 April 2021   18:42 Diperbarui: 2 April 2021   18:50 1619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk mengisi kekosongan, para pembajak bergiliran memberikan ceramah.

"Yang paling pinter ceramah itu si Mahrizal. Di awal-awal itu, kalau bicara, dia seakan-akan menampakkan diri paling suci. Tapi lama-lama malah mengumpat dan omongannya sudah tidak enak didengar lagi," cerita Tjipto Harsono, salah satu penumpang.

Baca juga: Tragedi Woyla, Kisah Nyata 65 Jam Pembajakan Pesawat Garuda Indonesia

Dari kelima pembajak, hanya Abdullah Mulyono yang paling tidak diketahui latar belakangnya. Ia hanya dikenal sebagai seorang penyair setelah meninggalkan sepucuk kertas berisikan puisi.

Oh Kapal! Bila hari tiba dengan terang

Tentu engkau akan padam dari derita.

Tetapi jika engkau waktu itu

Sudah habis nasibmu yang baik

Tentu ajalmu akan bersamaku

Dan semua itu akan harus

Berpisah dengan dunia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun