Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Hutan Bunuh Diri, Gunung Buangan Orangtua, hingga Makam Mayat Hidup, 3 Tempat Menyeramkan di Jepang

1 Agustus 2020   11:42 Diperbarui: 1 Agustus 2020   11:39 2354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Hutan Bunuh Diri (sumber: pinterest.com)

Hal ini ditambah dengan budaya bunuh diri di Jepang. Kita mengenal aksi Harakiri, dimana bunuh diri adalah tindakan terhormat untuk menutup aib. Pun halnya dengan Jiketsu, yang menyatakan bahwa aksi bunuh diri adalah tindakan rasional, sepanjang berdasarkan keputusan sendiri.

Pemerintah Jepang telah menempatkan kasus ini sebagai masalah sosial yang besar. Dalam 10 tahun terakhir, mereka telah memasang rambu-rambu larangan bunuh diri, kamera pengawas, hingga petugas hutan.

Namun ketenaran lokasi ini, tidaklah seindah karya fiksi yang dibuat. Adalah Ubasute yang merupakan salah satu tradisi terkelam bangsa Jepang, yaitu membuang orangtua manula yang sudah sakit-sakitan.

Foto Hutan Bunuh Diri (sumber; boombastis.com)
Foto Hutan Bunuh Diri (sumber; boombastis.com)

Tempat pembuangan yang paling populer tentunya adalah hutan Aokigahara ini, yang konon berisikan arwah gentayangan yang mengajak siapapun untuk ikut serta! 

Nama lain Aiokogahara adalah Ubasuteyama, atau Gunung Pembuangan Nenek.

Secara harafiah, kata Ubasuteyama berasal dari tradisi Ubasute, yaitu membuang orangtua di gunung. Meskipun belum diketahui kebenarannya, namun legenda ini sangatlah populer di Jepang.

Ilustrasi Legenda Ubasute (sumber: kaskus.com)
Ilustrasi Legenda Ubasute (sumber: kaskus.com)
Ada banyak mitos yang menceritakan bahwa letusan gunung Asama di tahun 1783, yang menyebabkan gagal panen, sehingga masyarakat setempat kemudian memutuskan untuk membuang seluruh keluarga yang sudah lansia, untuk mengurangi beban perut yang harus diberi makan.

Orangtua tersebut akan ditinggalkan sendiri di gunung, hingga menemui ajal dengan mati kelaparan, kedinginan, dehidrasi, atau dimakan binatang buas.

Walaupun cerita ini lebih banyak mengandung unsur mitos, namun kejadian pembuangan lansia di Jepang marak terjadi, akibat terilhami dari hikayat ini. Pada umumnya karena alasan ekonomi, sehingga beberapa kasus pembuangan lansia marak terjadi di berbagai daerah terpencil di Jepang. 

Kuil Okunoin -- Tempat Pemakaman Mayat yang Tidak Mati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun