Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mereka yang Akan Terus Miskin

23 Mei 2022   11:59 Diperbarui: 23 Mei 2022   12:03 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pixabay.com

Warisan dari orang tua seperti tanah dan rumah untuk ukuran manusia hidup sekarang ini katakanlah di "Indonesia" jika harus berjuang dari nol memperjuangkannya membeli mendapatkan itu untuk kebanyakan orang dengan upah minimum standart umum berlaku kini dari bekerja sulit terealisasi dapat terbeli.

Kita lihat bagaimana hidup di desa saja, mungkin jika itu di kota besar akan dua kali lipat lebih sulit. Nah, seperti saya yang hidup di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah  dengan berbagai tantangan yang harus saya jalani meski kabupaten ini dapat dibilang belum kota-kota besar banget.

Rasio antara mampu menjangkau kepemilikan rumah dan tanah sendiri dari hasil kerja rasanya seperti sulit diwujudkan, itu menurut persepsi kehidupan yang saya jalani. Bayangkan dengan gaji rata-rata 2 juta rupiah harga tanah di desa dengan 7x7 M sudah menembus harga 40 sampai 50 juta rupiah di pinggir jalan bisa terkases mobil.

Belum dengan membangun rumah sederhana dengan kelayakan standart kini di desa saya yang konon untuk membeli material dan membayar tenaga kerja pembangunan rumah rata-rata mencapai 150-an juta lebih; ini pun dengan kategori rumah yang sederhana dan sejadinya.

Dengan gaji dua juta, yang harus mampu mengumpulkan uang sedemikian jumlahnya yang jika di taksir umumnya membeli tanah cukup untuk satu rumah berkisar antara 250 juta-an di desa saya, pertanyaannya akan berapa tahunkah dapat tercapai membeli itu dengan gaji 2 juta rupiah?

Jika dihitung dengan logika luar tanpa dalam-dalam melogikannya, memang butuh puluhan tahun untuk dapat mencapai itu, belum ditambah inflasi yang memperlemah jumlah uang untuk membeli, yang pasti kenaikan harga yang akan terjadi setiap tahun jumlahnya.

Ini menjadi catatan tersendiri, belum dengan harga tanah yang semakin tahun akan semakin naik, juga dengan harga material yang mengikuti. Rasanya gaji dua juta dapat mengakses dari hasil kerja mencapai 250 juta memang sulit dan butuh waktu lama mengumpulkan itu meski harus berhemat secara frontal karena dihadapkan kebutuhan sehari-hari.

Oleh sebab itu factor bagaimana warisan rumah atau tanah yang diwariskan oleh orang tua bagi generasi saat ini sangat berarti menopang mereka hidup bagi anak di masa depan dan berarti keberadaaannya.

Jika orang tua punya lebih, baik dari asset kekayaan dan finansial, itu akan lebih lagi memudahkan anak mereka mampu menyekolahkan sampai tinggi untuk punya kemampuan lebih bertahan hidup dan mengahasilkan uang dengan lebih baik dari yang tidak berpendidikan yang orang tua yang terjerat dalam hidup yang miskin tak mampu menjadi fasilitator.

Tanpa kemudahan-kemudahan warisan itu dari orang tua yang diberkan untuk bekal anak di kehidupannya kelak, akan sangat berpengaruh pada masa depan anak termasuk nasib yang sulit baik dalam pemenuhan ekonomi kebutuhan dasar seperti rumah dan juga permasalahan akan jodoh yang pasti tidak mudah di dapatkannya.

Bagaimanapun kakayaan sebagai "privilege" (kemudahan) selain ekonomi juga berpengaruh pada jodoh, apalagi jika kita hidup di desa dengan latar belakang keluarga yang saling mengerti satu sama lain terkait dengan kapasitas ekonomi yang di miliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun