Pada era peradaban hidup yang mengutamakan media sosial sebagai sarana eksistensi yang dominan. Memang citra diri sebagai persona pribadi sangat menetukan sebagaimana diri dapat diterima kemudian dipuji khalayak luas di media sosial.
Namun pada kenyataannya, pujian yang katanya dapat melalaikan umat manusia itu sendiri. Kemudian dipandang oleh orang-orang bijak supaya setiap manusia tidak menyukai pujian terhadap dirinya tersebut.
Tetapi saat ini, pujian memang sedang diagungkan oleh banyak manusia disudut media sosial dan itu keadaan factual yang tidak dapat ditampik disamping majunya peradaban media sosial itu sendiri.
Memang tidak secara langsung pujian diagungkan oleh pribadi manusia. Namun secara rasa manusia itu sendiri, yang menunjukan bawasannya eksistnsi manusia di media sosial itu sendirilah yang justru mendambakan keagungan akan pujian itu.
Baik pujian like, komen positif, maupun emotikon yang dasanya membangun sebah pujian lewat media sosial itu yang ditafsir oleh pengguna media sosial.
Apakah hal yang dipertontonkan di media sosial kita merupakan sebuah nilai yang benar-benar secara factual layak dan dapat kita bagikan pada orang lain?
Apa yang kita pertontonkan mampu menginspirasi orang yang lain, membawa diri mereka masing-masing dalam sebuah kebaikan dan kemanfaatan bagi hidup mereka sendiri dan masyarakat secara luas? Tentu tidak dapat disama ratakan bagaimana manfaat media sosial.
"Karena saat ini hidup yang penuh dengan ibarat, media sosial ibaratnya merupakan media yang bermuka dua diantaranya; ia mempertontonkan sebuah bentuk "pengadilan" bagi pengunanya bawasannya kita dihadapkan pada kesetujuan atau tidak adanya kesetujuan pada setiap hal yang ditampilkan di media sosial itu tergantung perspektif manusia itu sendiri sebagai pengguna".
Setuju berarti kita mengikuti apa yang menjadi sebuah trand di media, baik dalam sisi konsumerisme akan barang dagangan ataupun hal lain seperti penggiringan opini publik yang saat ini tidak jarang bermula dari media sosial baik untuk kepentingan politik atau kepentingan kelompok tertentu yang bertujuan untuk keuntungan kepentingannya.
Mungkinkah sebagai manusia diera modern ini, yang manusia itu sendiri tidak dapat lepas dari internet. Apakah kita yang hidup saat ini benar-benar menampilkan sebuah keutamaan hidup secara factual bukan hanya tipu-tipu citra saja di internet?